Berapa pun penghasilan yang kita dapat bulan itu, langsung sisihkan lebih dulu untuk bayar cicilan bank.
2. Tidak mencicil selama masih punya utang. Ini mungkin sulit bagi ibu-ibu rumah tangga yang biasa ambil kredit macam-macam di tetangga atau teman arisan.
Tahan diri untuk tidak mengambil kredit panci, kredit daster, kredit tas, utang beras di warung, pinjam di arisan, utang pinjol, dan lain sebagainya yang bikin kita jadi punya utang baru. Kalau telanjur sudah punya cicilan, jangan ambil cicilan baru selama kita masih punya utang bank.
Terlibat utang bisa mencetus stres walau nominal utang itu cuma puluhan ribu. Jadi sebelum utang bank lunas, pantang bikin utang baru walau cuma sekilo tomat di tukang sayur.
3. Paksa diri menerapkan gaya hidup hemat dan sederhana. Cara ini mudah dilakukan orang desa seperti saya, tapi mungkin sulit bagi orang kota.
Di desa hampir tidak ada konser penyanyi ternama, paling cuma kesenian tradisional, itu pun gratis nonton di lapangan Pemda. Kafe, mall, tempat hiburan, dan tempat belanja juga terbatas. Jadi lebih mudah menerapkan gaya hidup hemat dan sederhana di desa.
Mungkin ini yang bikin kredit macet KUR rendah, karena orang desa memprioritaskan bayar utang dibanding kebutuhan sekunder dan tersier.
Meski begitu, di mana pun kita tinggal kalau masih punya cicilan atau utang apa pun, baiknya hindari dulu teman yang suka ngajak nonton konser, makan di restoran, nongki dari satu arisan ke arisan lain, atau nyalon bareng.Â
Ini berlaku juga buat para istri yang suaminya punya utang. Bantu dia melunasi utangnya lebih dulu dengan menghindari circle foya-foya.Â
***
Berutang tidak dilarang dalam agama dan peraturan negara. Jadi tidak perlu takut berutang ke bank kalau memang dibutuhkan. Yang penting utang itu bisa kita lunasi. Kalau sudah lunas selanjutnya kita usahakan untuk hidup tanpa utang.