Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Penulis - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022. Peduli pendidikan dan parenting

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Meneropong Realita Misi Gerak Cepat Negara Maritim Ganjar-Mahfud

11 November 2023   13:43 Diperbarui: 12 November 2023   16:15 1855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Badan Informasi Geospasial mencatat luas perairan negara kita mencapai 3,1 juta km per segi, sedangkan luas daratannya cuma 1,9 juta km per segi dengan 13.466 pulau yang sudah tercatat nama bakunya. Ini berarti Indonesia adalah negara air alias wilayahnya dikelilingi air. 

Maka nampak visi pasangan capres Ganjar-Mahfud tentang negara maritim jadi masuk akal. Namun bila melihat Indonesia telah lebih dulu jadi negara agraris karena tanahnya yang subuh dan sekarang masuk ke negara industri, bagaimana realita mewujudkan negara maritim itu?

Negara Air

Maritim artinya berkenaan dengan laut atau berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Indonesia disebut sebagai negara maritim karena wilayah lautnya lebih luas dari daratan. Pun karena punya banyak pulau yang dikelilingi perairan, sumber daya laut yang melimpah, dan sebagian penduduknya menjadi nelayan.

Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dulu punya armada laut yang kuat untuk pertahanan dan perdagangan negara. Berdasarkan relief yang terpahat di Candi Borobudur terungkap kalau kapal laut orang Indonesia di abad ke-9 juga sudah berlayar ke Afrika dan Arab untuk berdagang. 

Itu membuktikan jiwa maritim dan pelaut sudah ada dalam darah bangsa Indonesia sejak lama. Jadi visi Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari nampak sangat masuk akal. Apakah mewujudkan negara maritim cukup dengan membangun armada seperti Majapahit dan Sriwijaya?

Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir 2022 dari BPS menyebut kalau sampai sekarang mayoritas nelayan masih hidup di bawah garis kemiskinan karena keterbatasan pada akses pekerjaan yang layak, minimnya alat tangkap dan peralatan yang digunakan termasuk karena overfishing yang dilakukan kapal penangkap ikan modern bertonase besar.

Pekerja Air

Masih dari laporan BPS yang sama, jumlah Nelayan Perikanan Tangkap di Laut sampai 2022 ada 1,83 juta orang. Sedikit sekali jumlah nelayan atau mereka yang kerjanya berhubungan dengan laut mengingat perairan kita luasnya dua kali lipat dari daratannya. 

Sementara itu daratan Indonesia yang sempit diolah-sampai Agustus 2022-oleh 38 juta petani. Jumlah itu bukan cuma petani, sebenarnya. Orang-orang yang bukan petani, tapi bekerja di sektor pertanian juga masuk kedalam 38 juta orang itu. 

Meski perbandingan jumlah pekerja darat dan laut jomplang, nelayan dan petani mengalami masalah serupa. Faktor cuaca, modal besar, dan rantai distribusi yang tidak simpel membuat nelayan dan petani tidak bisa menjual langsung hasil tangkapan/panennya.

Jadi Ganjar-Mahfud punya tugas bukan cuma memberi aneka modal dan kemudahan kepada nelayan seperti pemerintahan yang sudah-sudah, tapi membenahi birokrasi dan memperpendek rantai distribusi. Membenahi birokrasi sudah ada di misi Gercep Nomor 7 yang bisa kita baca di visimisiganjarmahfud.id. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun