Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Penulis - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022. Peduli pendidikan dan parenting

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Last Song Syndrome dan Upaya Melestarikan Lagu Anak Tradisional

11 September 2023   16:06 Diperbarui: 15 September 2023   13:32 17668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( Shutterstock via KOMPAS.com)

Bagaimana cara memicu last song syndrome supaya anak dan remaja hapal kemudian mendendangkan nursery rhymes tradisional? Last song syndrome selalu didahului dengan pembentukan earworm di otak.

Lagu yang punya lirik sederhana dan melodi yang catchy dapat membentuk earworm di otak. 

Earworm adalah musik atau ucapan yang berkesan yang terus-menerus memenuhi pikiran seseorang bahkan setelah tidak lagi dimainkan atau dibicarakan1. Istilah lain dari earworm adalah involuntary musical imagery atau citra musik yang tidak disengaja. 

Maka itu earworm juga membuat anak dengan mudahnya berkata kasar dan tidak senonoh kalau dia sering menonton atau mendengar orang di sekitarnya berkata demikian.

Sementara itu peneliti psikologi musik Victoria Williamson dalam Europe's Journal of Psychology menyebut bahwa earworm adalah cuplikan musik singkat yang masuk ke dalam pikiran tanpa diminta dan kemudian diulang-ulang di luar kendali kesadaran.

Anak-anak memainkan permainan Cublak-cublak Suweng sambil bernyanyi | Foto: goodnewsfromindonesia.id
Anak-anak memainkan permainan Cublak-cublak Suweng sambil bernyanyi | Foto: goodnewsfromindonesia.id

Last Song Syndrome Saat Santai

Kondisi ideal untuk mendengar lagu yang catchy berulang-ulang guna membentuk earworm dan menciptakan last song syndrome adalah situasi yang santai. Santai dalam artian tidak sedang melakukan aktivitas yang butuh konsentrasi tinggi dan terburu-buru.

Studi yang dipimpin Dr. Kelly Jakubowski di Durham University menyebut kalau ibu rumah tangga akan lebih cepat mengalami last song syndrome saat membersihkan rumah, memasak, menyiram tanaman, atau mencuci baju sambil mendengarkan musik. Mendengar lagu yang disetel tetangga saat kita di kamar mandi juga bisa mencetus last song syndrome bila lagu itu termasuk lagu catchy.

Saya juga sering mendengar "Cikini Gondangdia" saat berolahraga ringan di ruang keluarga dan saat gabut melihat-lihat status WhatsApp orang-orang yang ada di nomor kontak. Kalau mendengar "Cikini Gondangdia" dari tape tetangga saat saya nulis, mungkin tidak akan tercipta last song syndrome kecuali saya dicekoki tiap hari nonstop.

Begitu  juga dengan anak-anak kita. Mereka akan mudah mengingat lagu saat sedang dalam situasi dan kondisi yang santai, tidak tergesa-gesa, dan tidak sedang dalam konsentrasi tinggi seperti belajar dan mengerjakan PR. 

Saat mereka sedang sarapan dan makan malam, kita bisa senandungkan lagu-lagu tradisional sambil mencuci piring atau menaruh sayur ke meja makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun