Bila melihat biaya langganan X Premium yang besarnya Rp1.250.000 per tahun sulit bagi kita untuk tidak berpikir tentang balik modal Elon di X. Apalagi sebelum Elon datang Twitter merugi sampai $344 juta (sekitar Rp5,2 triliun) padahal Twitter sudah ada pemasukan dari cuitan berbayar (promote tweet) dan iklan.Â
Apa ada orang yang mau beli rugi sebuah usaha kalau tidak punya niat dibaliknya? Apalagi Elon bukan pengusaha kaleng-kaleng yang mau keluar uang demi gengsi belaka.Â
Lewat akun X-nya Elon kerap mendukung freedom of speech dan freedom of expression. Dia juga bilang dirinya membeli Twitter bukan untuk mencari keuntungan, melainkan melindungi kebebasan berpendapat. Sebelum merombak, Elon mengkritik banyaknya moderasi dan filter di Twitter yang diberlakukan sebelum seseorang mencuit.Â
Ini salah satu hal yang membuat Elon berencana menghilangkan fitur Block di X sebagai bagian dari prinsip kebebasan bicara dan berpendapat. Elon menilai memblok akun seseorang bisa menghilangkan "pertempuran" berpendapat di ruang publik. The Verge kemudian melansir kalau tidak dihapus, fitur Block akan jadi fitur berbayar yang bisa dipakai hanya untuk akun yang membayar.
Padahal adanya fitur Block di X diperlukan supaya orang dapat memoderasi sendiri dan melindungi kebebasan berpendapatnya tanpa dicampuri akun lain yang tidak disukainya. Saya pun langsung memblock akun-akun pornografi setiap kali dapat direct message dari pengelola akun porno itu.
Jadi maksa banget kalau fitur Block dihapus dari X sementara platform medsos lain memberlakukan moderasi dan filter yang makin ketat untuk kenyamanan pengguna.
Sementara itu, niat Elon menjadikan X sebagai panggung kebebasan berpendapat juga diragukan banyak pihak, terutama ekonom negeri Paman Sam. Sebabnya Elon adalah pengusaha tulen. Walau Elon menyebut dirinya sebagai "free speech absolutist" pasca pembelian Twitter, banyak pihak menyangsikannya bila melihat rekam jejak Elon yang kerap membungkam kritik yang ditujukan kepadanya dan melakukan pembalasan terhadap bekas karyawannya sendiri.
Kemungkinan Elon akan memanfaatkan X untuk bisnisnya yang lain, entah dari data pengguna, untuk mempengaruhi regulasi usaha, atau mendorong opini tentang suatu kebijakan. Hal itu sangat mungkin terjadi sebab langkah yang dilakukan Elon Musk terhadap Twitter sejalan dengan prinsip kapitalisme yang selalu menuntut kebebasan individu, kepentingan pribadi, dan pasar bebas.
Kebebasan individu dalam kapitalisme adalah pengakuan hak bagi individu untuk berpikir bebas, berkarya, dan terlibat dalam kegiatan produksi supaya membawa kemajuan bagi kemakmuran dan standar hidup manusia.Â
Jadi apa sebenarnya niat Elon Musk membeli Twitter berlipat-lipat lebih mahal dari valuasinya hanya dia dan Tuhan yang tahu. Benar karena ingin melindungi kebebasan berpendapat atau ada niat dan maksud lain yang berkaitan dengan kepentingan bisnisnya? Wallahualam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI