Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kelas Meriah Warna-warni Menyemangati atau Mengganggu Konsentrasi?

5 Agustus 2023   18:52 Diperbarui: 6 Agustus 2023   02:21 6404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi ruang kelas | Freepik via nakita.grid.id

Sebabnya karena usia TK butuh stimulasi untuk mengenal warna, huruf, gambar, dan angka. Itu betul, hanya saja menurut studi yang dilakukan Anna V. Fisher, Karrie E. Godwin and Howard Seltman dari Carnegie Mellon University mengungkap kalau dekorasi kelas yang berlebihan justru membuat anak teralihkan. 

Hasil studi yang telah dimuat di jurnal Psychological Science itu mendapati bahwa anak TK yang kelasnya didekorasi berlebihan sangat susah fokus dan sulit memperhatikan ketika guru bicara. Mereka juga cenderung mengerjakan sesuatu diluar aktivitas yang diberikan guru dan senang mengajak ngobrol atau mengganggu temannya.

Sementara itu pada 2015, sekelompok peneliti Inggris, yang hasil studinya dimuat dalam Science Direct, melakukan studi pada 153 kelas dan mendapati hasil serupa. Kelas di SD yang didekorasi dengan banyak warna dan gambar membuat fokus siswa selalu teralihkan karena terlalu banyak stimuli yang diterima mata yang lalu diteruskan ke otak.

Departemen Edukasi dan Psikologi University of Aveiro Spanyol pada 2018 melakukan penelitian terhadap 64 anak usia 8-12 tahun untuk mengungkap apakah lingkungan visual beban-tinggi dan beban-rendah memengaruhi kinerja kognitif anak. Hasilnya anak yang berada dalam lingkungan visual beban-tinggi kesulitan memproses informasi karena mereka menerima rangsangan visual-spasial yang berlebihan.

Sebabnya karena fungsi kognitif anak masih berkembang dan karenanya belum sanggup menerima rangsangan visual spasial secara bersamaan.

Kelas Tanpa Dekorasi 

Psikolog Swiss Jean Piaget menjelaskan perkembangan kognitif sebagai cara anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek serta kejadian-kejadian di sekitarnya. Misalnya bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek, seperti mainan, perabot, dan makanan, serta objek-objek sosial seperti diri sendiri, orang tua, dan teman.

Perkembangan kognitif terbentuk sempurna pada usia 13 tahun dari hasil dari hubungan perkembangan otak dan sistem syaraf dan pengalaman-pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Itu sebabnya dekorasi kelas yang penuh warna dan hiasan membuat otak anak TK dan SD terdistraksi yang mengakibatkan mereka sering teralihkan dari materi dan pelajaran yang disampaikan guru.

Meski cat warna-warni dan tembok yang banyak hiasan mengganggu konsentrasi, kelas yang polos tanpa dekorasi ternyata juga rentan bikin anak bosan karena suasana kelas yang kaku.

Dekorasi dan Warna Cat Ideal

Dekorasi berlebihan, tidak. Kelas tanpa dekorasi juga gak oke. Jadi harus yang sederhana cuma foto presiden, wapres, dan Burung Garuda seperti tempo doeloe?

Dekorasi kelas di TK boleh sedikit lebih meriah dari kelas 1, 2, dan 3 SD, tapi tidak berlebihan. Gunakan dekorasi yang mendorong anak bermain sambil belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun