3. Takut dikucilkan. Mereka kuatir kalau tidak ikut arisan nanti anak mereka dijauhi temannya dan tidak punya teman di kelas. Â
Bisa dimengerti kalau ada emak yang takut dikucilkan dan terpaksa ikut arisan walau dia tidak enjoy, tapi kalau bawa-bawa anak rasanya tidak relevan.Â
Anak-anak setiap hari belajar dan main bareng di kelas, itu membuat mereka punya ikatan dan tidak bakal orang tua gampang mempengaruhi anaknya untuk menjauhi anak lain yang ibunya tidak ikut arisan. Buktinya semua teman sekelas anak saya masih mau berteman sama dia.
4. Supaya tali silaturahmi tidak putus.
Orang-orang yang gabung arisan banyak yang saya ketahui sebetulnya sering bertemu satu sama lain.
Apalagi emak-emak sekolahan, hampir tiap hari ketemu karena antar-jemput anak. Kadang mereka ngumpul bareng juga bergantian di rumah emak-emak sekolahan.
Tanpa arisan pun tali silaturahmi itu sebetulnya akan tetap erat terikat.
***
Sekarang sudah banyak orang bikin arisan umrah. Saya tidak tahu seperti apa arisan umrah itu. Apakah yang dapat arisan diberangkatkan umrah atau bagaimana.
Belakangan saya malah baru tahu ada arisan haji. Ini membingungkan buat saya karena mekanisme pemberangkatan haji dari negara saja rumit. Masa tunggu calon jamaah haji sudah mencapai puluhan tahun. Untuk bayar haji plus plus yang tanpa masa tunggu pun kita harus keluar duit ratusan juta.
Sudah, gak usah dipikirin. Yang penting sebelum ikut arisan para emak perlu menghitung betul, cukupkah uang yang ada didompet untuk bayar arisan? Seberapa penting arisan itu bikin kita enjoy dan happy?