Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Penulis - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022. Peduli pendidikan dan parenting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Asa Jadi Miliarder Sebelum Lebaran dan Secarik Kisah dari UGR Tol Yogya-Bawen

4 April 2023   13:42 Diperbarui: 5 April 2023   14:22 1579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal sama berlaku pada tanah yang dimiliki oleh orang yang sudah meninggal. Semua ahli waris harus tanda tangan bukti kepemilikan juga pada saat pencairan. Ada satu saja ahli waris yang tidak tanda tangan, ahli waris yang lain harus mengurus pencairan UGR ke pengadilan.

Uang ganti rugi untuk tanah yang pemiliknya sudah meninggal dibagi rata ke semua ahli waris yang sah menurut verifikasi keluarga dan aparat desa setempat (kepala desa dan kepala dusun). Jadi pembagian uang tidak berdasarkan hukum agama dan kepercayaan.

Didatangi Sales Mobil dan Harga Tanah Naik

Pada 2021 jagat maya ramai oleh fakta soal warga Di Tuban, Jatim yang ramai-ramai membeli mobil setelah menerima UGR untuk proyek kilang minyak Pertamina.

Netizen banyak yang mencibir dan menganggap mereka tidak bisa mengelola uang-padahal mereka juga belum tentu bisa. Sekarang saya menduga pembelian mobil oleh warga di Tuban itu mungkin, mungkin, karena bujuk rayu sales dari dealer mobil terdekat.

Warga Desa Keji dan Sriwedari bercerita kalau rumah mereka didatangi sales mobil. Berbagai brosur ditawarkan dengan iming-iming diskon dan beli sekarang sebelum harga naik.

Kok bisa, ya, pihak dealer tahu kalau warga ini-itu akan dapat uang ganti rugi? Entah.

Syukurlah warga tidak tergoda oleh penawaran miring harga mobil. Sebab pihak desa dan BPN sudah mewanti-wanti supaya hati-hati kalau kedatangan dealer (maksudnya sales mobil). 

Jangan sampai terjadi borong mobil seperti yang terjadi di Tuban. Nanti duit keburu habis malah gak dapat apa-apa, begitu warga diwanti-wanti.

Sementara itu, alih-alih beli mobil, warga di Desa Congkrang yang kena proyek tol sudah merencanakan akan membeli tanah lagi di seputaran Muntilan. Sayang sekali harga tanah di Muntilan sudah melonjak naik dua kali lipat sejak kecamatan ini termasuk dalam proyek tol.

Jadi, sebagian memilih menyimpan uangnya dulu di bank atau dibelikan emas. Setelah harga tanah stabil, baru mereka belikan tanah.

Kalau sudah naik begitu, apa harganya bisa turun seperti sebelum melonjak, ya?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun