Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Direlokasi pun Warga dan Gunung Merapi Sudah Jadi Bestie

12 Maret 2023   12:01 Diperbarui: 12 Maret 2023   12:05 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehari setelah hujan abu, suami saya-waktu itu belum menikah dengan saya, izin dari kantor dan pulang ke Muntilan. Suami mengungsikan orang tuanya ke saudara di Purworejo selama dia membersihkan rumah dari abu.

Jalanan Magelang masih dipenuhi abu Merapi sampai bertahun-tahun kemudian. 

Sampai hari ini abu dari letusan Merapi tahun 2010 masih ada di pekarangan dan sering dimainkan anak-anak kami tiap musim kemarau. Pekarangan kami memang masih tanah, sengaja dibuat begitu untuk resapan air, sementara jalan dusun sudah dicor untuk memudahkan pemilik mobil memasukkan dan mengeluarkan mobil mereka.

Batu Hasil Muntahan Merapi Berkualitas Wahid

Batu-batuan yang dimuntahkan oleh letusan Merapi oleh warga Muntilan dijadikan cobek dan patung. Warga Muntilan yang memahat batu ini adalah keturunan para pemahat yang membuat relief di Candi Borobudur. Jadi memahat sudah ada dalam darah mereka.

Karena itu pulalah mereka tetap menjual cobek, patung, dan kerajinan pahat batu lainnya dari generasi ke generasi walau jarang dibeli orang. Paling ramai orang membeli cobek kalau Lebaran dan libur Natal saja. Patung amat jarang ada yang beli karena umat Islam haram menaruh patung di rumah mereka.

Jadinya patung-patung dibeli oleh gereja, rumah ibadah selain masjid, dan para penyuka patung dan seni pahat.

Saya juga baru tahu kalau cobek buatan Muntilan kualitasnya paling bagus dari teman-teman saya di Jabodetabek. Ketika mereka tahu saya sekarang tinggal di Muntilan mereka lalu pesan cobek dan munthu (ulekan) sekalian. 

Saya bilang, Kenapa beli cobek jauh-jauh dari tempat gw, di pasar sana, kan, banyak." Mereka bilang cobek dari Muntilan kualitasnya bagus, enak buat ngulek dan tahan lama. Dan akhirnya saya menerima pesanan cobek dan munthu 11 pasang untuk teman-teman saya.

Ongkos kirimnya hampir menyamai harga cobek dan munthunya, hahaa! Saya tidak punya usaha cobek dan munthu karena saya cuma jastip. Cobek dan munthu itu saya beli di beberapa toko, tidak di satu tempat. Tujuannya pemerataan saja, sih.

Pasir dari Tambang Merapi Kualitas Sejati

Soal pasir saya malah baru tahu saat mudik Lebaran 2022 lalu. Berhubung jalan tol dibuka cuma untuk pemudik yang kearah Jawa, kami yang ke arah Jakarta harus menempuh perjalanan lewat kota-kota di Pantura.

Di Brebes saya tidak sengaja lihat depo bertuliskan Jual Pasir Muntilan Asli. Saya tanya ke suami, kok ada  yang jual pasir Muntilan, sejak kapan Muntilan jadi sentra pasir?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun