Padahal, narablog yang paling laku diminta "meliput" dan dicari untuk product placement dan content placement justru bukan blog ber-niche seperti media berita online, tapi yang blognya punya topik khusus (niche).
Niche atau topik khusus ini artinya isi blog itu mayoritas hanya mengulas satu topik saja, misal topik otomotif, kesehatan, pendidikan, traveling, kuliner, keuangan, fashion, atau teknologi informasi.
Pembuat acara dan pemasang iklan enggan promosi atau mengundang narablog yang blognya berisi topik gado-gado karena lebih menguntungkan pasang iklan di media berita betulan daripada di blog ala berita.
Kemudian, hal yang membuat posisi narablog bisa dibilang sejajar dengan wartawan selain kemampuan menulis di blog adalah kemampuan menyebarkan informasi dan promosi dengan cepat melalui media sosial.
Soal mencari materi di lokasi, narablog juga lebih cekatan dan kreatif dari wartawan karena mereka tidak terikat aturan redaksi. Bila narablog boleh memfoto sana-sini dan langsung mengeposnya di medsos masing-masing, wartawan tidak bisa. Mereka harus mencari materi yang punya nilai berita tertinggi sesuai di bidang berita mana mereka ditugaskan, apakah di politik, bisnis, atau hiburan.
Jadi kalau si wartawan ada di bawah redaktur bisnis, mereka pasti mewawancarai direktur keuangan dan minta release yang berhubungan dengan bisnis, bukan mencari informasi tentang Lesti dan Rizky Billar, misalnya.Â
Lagipula dalam sehari si wartawan kadang harus ke beberapa tempat untuk meliput, jadi mereka tidak bakal menghabiskan banyak waktu di satu tempat hanya untuk foto-foto dan mencari materi untuk konten medsos.
Influencer si Kasta Tertinggi
Ini dia si kasta tertinggi dalam  pekerjaan di jagat maya yang sama-sama dicari untuk menyebarkan informasi dan mempromosikan barang dan jasa.
Wartawan jelas dilarang menerima amplop saat meliput karena sudah digaji oleh perusahaan pers, jadi mereka hanya menerima goodie bag (itu pun sebenarnya tidak boleh, tapi beberapa media memberi toleransi wartawannya untuk menerima kenang-kenangan secara terbatas).
Sementara itu bila bayaran antar satu narablog dengan narablog lainnya relatif sama, bayaran influencer tergantung dari seberapa si influencer memberi dampak pada tiap postingannya di medsos. Sebab follower bejibun tidak menjamin suatu foto atau postingan di-like banyak orang dan menjangkau banyak akun non-follower. Hal begitu di medsos kita kenal dengan istilah engagement.Â
Namun secara singkat dapat dikatakan kalau bayaran influencer selalu lebih tinggi dari blogger.