Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengapa Rating Usia Film Diabaikan?

13 November 2022   15:41 Diperbarui: 1 Desember 2022   16:46 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Filmnya viral banget. Sekalian aja sekeluarga nonton biar gak penasaran, hitung-hitung healing.

Ilustrasi anak menonton film bersama orang tua di bioskop | butterflylabs.com
Ilustrasi anak menonton film bersama orang tua di bioskop | butterflylabs.com
Apakah mereka tahu kalau mengajak dan membolehkan anak menonton film yang punya rating di atas usianya bisa menganggu kesehatan mental dan fisiknya?

Sebagian kecil orang tua tahu, tapi mengabaikan dampak buruknya pada anak karena waktu kecil mereka juga sering nonton film berating usia dewasa, tapi tidak terjadi apa-apa dengan kesehatan mental mereka. Saat dewasa sampai punya anak mereka baik-baik saja.

Arus Informasi Dulu dan Sekarang

Anak-anak sekarang yang berusia 7-17 tahun lahir dan besar saat kecepatan internet sudah di angka Mbps dan media sosial sudah muncul, sehingga arus informasi yang mereka dapat bukan cuma dari TV, radio, dan surat kabar seperti zaman orang mereka dahulu. 

Berita dan informasi yang mereka lihat dari internet (termasuk medsos) berganti hanya dalam hitungan menit, bahkan detik. 

Arus informasi yang datang amat cepat membuat otak makin cepat pula memprosesnya. Namun, makin cepat otak memproses justru makin membuat otak lemot karena belum sempat sarat berkembang memproses informasi, sudah datang informasi yang lain lagi, seperti yang dilansir Healtline.

Menurut The Atlantic Daily, anak yang banyak menghabiskan waktu di internet untuk melihat YouTube dan TikTok, atau melihat aneka postingan di medsos, juga lebih tidak bahagia dibanding anak-anak yang jarang terkoneksi dengan internet. Ketidakbahagiaan dapat memicu gangguan mental.

Bila ditambah dengan kesukaan anak menonton film berating di atas usianya, karena dibolehkan oleh orang tuanya, maka yang terjadi adalah mental anak makin tidak sehat karena mereka tidak mengalami masa kecil yang membahagiakan sesuai usianya.

Jadi, walau kita nonton Ada Apa Dengan Cinta 1 atau Jurassic Park, walau usia kita belum sampai 13 tahun waktu pertama kali film itu tayang, kesehatan mental kita relatif masih baik saat dewasa karena arus informasi tentang banyak hal datangnya tidak secepat masa sekarang.

Kita masih bisa menikmati masa kanak-kanak dengan bermain hal-hal lucu menggunakan bambu, batu, sandal jepit bekas, karet gelang, atau masak-masakan dengan aneka dedaunan  yang membuat masa kecil kita bahagia karena tidak terkontaminasi internet.

Kecanggihan internet dan menariknya medsos juga mengakibatkan anak-anak zaman sekarang mengalami pubertas dini di usia kurang dari 12 tahun, demikian berdasarkan penelitian dari Gazi University di Turki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun