Semua warga Magelang kenal Topeng Ireng. Sebabnya karena tarian yang diambil dari akronim toto lempeng irama kenceng ini merupakan hiburan paling disukai masyarakat Magelang setelah hadroh dan jathilan.
Hadroh adalah pertunjukkan musik kombinasi instrumen modern seperti keyboard dan drum dengan gamelan dan rebana. Lagu yang dibawakan berupa shalawat atau yang bernafaskan Islam.
Sedangkan jathilan mirip seperti kuda lumping namun dengan iringan lagu-lagu perjuangan dan tembang Jawa.
Paling menarik dari jathilan adalah saat salah satu pemainnya kesurupan, dalam bahasa Jawa diistilahkan dengan ndadi.
Saat ndadi si pemain langsung punya kemampuan “super” secepat kilat memanjat pohon kelapa dan mengupas kulit kelapa dengan giginya, juga makan beling, seperti debus di Banten. Kadang-kadang pemain yang ndadi berlari kencang entah ke mana sampai sang pawang harus mencarinya keliling desa, saat pertunjukkan jathilan masih berlangsung.
Topeng Ireng Kesukaan Warga Magelang
Pada tari Topeng Ireng, karena nama tariannya merupakan akronim, maka para penarinya tidak mengenakan topeng, apalagi yang berwarna ireng (hitam). Mereka memakai hiasan kepala tinggi berhias bulu warna-warni seperti yang dipakai suku Indian di benua Amerika. Riasan wajahnya juga berwarna-warni walau penarinya laki-laki.
Sepatu bot para penarinya dipasangi puluhan kerincingan besar yang akan berbunyi nyaring tiap mereka bergerak. Satu grup tari bisa terdiri dari 10-20 orang. Makin banyak orang dalam satu grup makin bagus karena kekompakan gerak yang enerjik akan makin memukau bersamaan dengan kerasnya kerincingan di bot mereka.
Tidak ada gerakan khusus yang harus dipelajari oleh para penari Topeng Ireng. Tiap sanggar bisa memodifikasi tarian sesuai tren.
Ada yang memadukannya dengan pencak silat, kuda lumping, atau seperti gerakan tentara berbaris. Koreografi selalu berubah supaya penonton tidak bosan.
Asal-muasal Topeng Ireng diceritakan turun-temurun oleh kakek kepada cucunya yang menyebut bahwa tari ini awalnya berasal dari Desa Tuksongo di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sekitar tahun 1950. Kemudian tarian itu menyebar dan jadi kesukaan warga Magelang sampai ke Kabupaten Purworejo, masih di Jawa Tengah.
Belakangan Topeng Ireng digemari juga oleh warga di Yogyakarta, Wonosobo, dan Boyolali mengingat makin banyak sanggar tari Topeng Ireng asal Magelang yang diminta untuk menari di sana.
Durasi tari Topeng Ireng fleksibel bisa 30 menit, 15 menit, atau hanya 5 menit seperti yang ditarikan pada acara Festival Pasar Rakyat 2022 di Pasar Borobudur, Kabupaten Magelang.
Kalau durasinya lebih dari 5 menit mungkin Direktur Penjualan, Pelayanan, dan Distribusi Adira Finance Bapak Niko Kurniawan tidak akan ada lagi di kursinya karena tergeser oleh para pedagang dan pembeli di pasar yang berdesakan saking antusiasnya melihat Topeng Ireng dari dekat.
Maka dapat dikatakan bahwa pemilihan Topeng Ireng sebagai hiburan bagi warga di Pasar Borobudur oleh Adira Finance dalam Festival Pasar Rakyat 2022 amatlah tepat. Topeng Ireng merupakan hiburan yang selalu dinanti warga Magelang yang didukung oleh Adira Finance dalam kerangka Festival Kreatif Lokal 2022.
Penopang Desa Wisata oleh Pasar Tradisional
Bukan cuma di Pasar Borobudur, para pedagang dan pembeli yang ada di Pasar Turen Kabupaten Malang, Pasar Adat Carangsari di Badung, Bali, Pasar Wisata Samarang di Garut, dan Pasar Legi Kotagede di Yogya juga dihibur oleh kesenian setempat, masih dalam bingkai Festival Pasar Rakyat 2022.
Malahan para pedagang pasar dan pelaku UMKM di lima daerah tersebut juga dapat financial literacy dari Adira Finance supaya para pedagang dapat mengatur modalnya dengan efektif dan efisien. Dengan begitu laba yang diperoleh juga akan maksimal.
Di Kabupaten Magelang, alasan Adira Finance memilih pedagang di Pasar Borobudur untuk mendapat literasi keuangan selain karena lokasi pasar yang amat dekat dengan destinasi super prioritas Candi Borobudur, juga berdekatan dengan Desa Karanganyar yang telah disiapkan Adira Finance sebagai Desa Ramah Berkendara.
Pedagang yang tahu cara memanfaatkan modal akan mempertahankan mutu jualannya dan tidak akan bermain harga dengan wisatawan yang kebetulan sedang mampir di Pasar Borobudur saat melakukan jelajah desa wisata di Desa Karanganyar.
Dengan begitu wisatawan pasti senang karena tidak mengalami “getok harga”. Mereka selanjutkan akan merekomendasikan Desa Karanganyar kepada kawan dan rekan, terutama pada mereka yang senang melakukan jelajah desa wisata untuk menikmati keindahan alam, tradisi, dan kesenian lokal seperti Topeng Ireng.
Jelajah Desa Wisata yang Memanjakan Pecinta Otomotif, Pesepeda, dan Pejalan Kaki
Para pecinta otomotif, pesepeda, bahkan mereka yang senang jalan kaki dapat mengajak komunitasnya untuk melakukan jelajah desa wisata yang berbasis keunikan dan kearifan lokal. Desa Karanganyar di Kabupaten Magelang adalah desa ramah berkendara yang jalanannya sudah beraspal hotmix.
Di sana juga sudah dilengkapi marka dan penerangan jalan untuk keselamatan berkendara. Bengkel dan tempat pengisian bahan bakar seperti Pertashop pun ada.
Pecinta otomotif tidak perlu was-was kehabisan bensin saat sedang asyik berkendara menikmati kesejukan udara dan pemandangan hijau yang memanjakan mata.
Bukan cuma memanjakan para pengendara kendaraan bermotor, pesepeda dan pejalan kaki juga harus melakukan jelajah desa wisata karena Desa Karanganyar punya tempat pembuatan gerabah. Di sana kita bisa lihat proses pembuatan gerabah sekaligus mencoba membuatnya sendiri.
Wisata gerabah ini cocok buat anak-anak juga, jadi bukan cuma orang dewasa yang menikmati jelajah desa wisata. Selain menikmati pemandangan berlatar Bukit Menoreh, dari kejauhan kita juga bisa melihat stupa Candi Borobudur yang memukau jiwa, kalau langit sedang cerah tak berawan.
Bonding antara orangtua dengan anak, atau dengan antarkeluarga yang lain akan lebih erat kalau kita menikmati dan melakukan aktivitas edukasi bersama-sama. Family value seperti itu yang juga jadi tujuan Festival Kreatif Lokal 2022 yang digiatkan Adira Finance sampai tiga tahun ke depan.
Kenapa Adira Finance mau repot-repot memilih Desa Karanganyar sebagai desa ramah berkendara dan bukannya desa wisata lain di Kecamatan Borobudur?
Deputi Direktur CFO Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan kalau yang dipilih memang yang belum terlalu dikenal karena potensi wisata dan ekonomi kreatif di Desa Karanganyar sama bagusnya dengan desa wisata lain yang lebih dulu terkenal.
Makin banyak desa wisata yang dikenal, makin orang muda punya pilihan berwisata ke alam dan mengenal tradisi serta budaya lokal yang beragam, termasuk Topeng Ireng khas Magelang.
Selain itu Adira Finance berkomitmen bukan cuma memberi kredit kendaraan bermotor dan pinjaman UMKM, melainkan punya tanggung jawab mengembangkan potensi ekonomi kreatif di Indonesia karena Adira Finance sudah jadi bagian dari bangsa ini selama 32 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H