Mereka yang ingin sekali piknik, tapi kurang mampu membiayai sendiri pikniknya merasa bisa ikutan piknik dengan memanfaatkan kegiatan sekolah.
Apalagi piknik bersama geng tentu lebih mengasyikkan. Maka golongan orangtua yang seperti ini lebih memilih menghabiskan uang kas paguyubann kelas untuk piknik daripada membeli buku pelajaran.
3. Ingin jadi bagian kelompok
Buat banyak orang, menjadi bagian dari suatu kelompok dapat menunjukkan eksistensi diri dan merasa diri bagian dari sesuatu yang penting. Orangtua juga begitu.
Menjadi bagian dari kebanyakan orang yang menolak membeli buku daripada arisan, dapat membangkitkan kepercayaan diri karena merasa punya teman.
4. Solidaritas
Kebanyakan para ibu yang sering menjemput anak akan punya ikatan pertemanan dan menjadi bestie. Biasanya bila 1 atau 2 bestie ikut arisan, bestie yang lain bakal ikut untuk memperkuat tali pertemanan antarmereka.
Kalau gak ikut, apa kata bestie, bisa-bisa aku gak punya teman lagi. Begitu kira-kira. Padahal daging ayam saja masih sulit terbeli, tapi demi arisan dibela-belain bayar.
5. Tidak punya duit
Tidak menafikan juga ada kelompok orangtua yang menolak membeli buku pelajaran pendamping karena keuangan mereka yang amat terbatas alias misqueen.
Kalau sudah begitu, apa boleh  buat, mestinya memang dibantu oleh sekolah dengan meminjamkan buku-buku untuk dipakai selama si anak membutuhkan.
***
Bagi sebagian orangtua, Â buku pelajaran rupanya belum jadi prioritas dalam membelanjakan uang. Skalanya masih dibawah arisan dan nongkie bersama bestie.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H