Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Penulis - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022. Peduli pendidikan dan parenting

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Cinephile, Pecinta yang Menonton Semua Genre Film Masa Lampau untuk Hiburan Masa Depan

28 Januari 2022   15:26 Diperbarui: 2 Februari 2022   02:15 10870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingat, atau pernah nonton film Catatan si Boy dan Lupus Kejarlah Daku Kau Kujitak? 

Dua film itu sangat populer sejak tayang di bioskop pada 1987 sampai diputar ulang di televisi era 1990-an. Deuh, aku kan Generasi Z, gak mungkin nonton film jadul begitu.

Seorang cinephile yang belum lahir pada masa sebuah film dibuat, dengan senang hati menonton film yang tayang diluar generasinya. Dia bahkan senang menonton film Misteri Sumur Tua dan Saya Suka Kamu Punya yang tayang di tahun yang sama dengan Catatan si Boy dan Lupus, walau dia Gen Z.

However, istilah cinephile kemungkinan tidak dialami oleh Gen Z karena generasi terakhir yang menikmati film lama sama asyiknya dengan film kekinian adalah geriatric milenial yang sekarang berusia 37-41 tahun.

Gen Z telah mengalami masa dimana ribuan film diproduksi selama setahun dari industri film berbagai negara. Bollywood saja memproduksi 1000 film per tahun. 

Dua kali lipat lebih banyak dari Hollywood. Belum lagi drama Korea, Jepang, Thailand, Prancis, dan sinetron dalam negeri yang takkalah serunya. Tambah lagi dalam daftar, yaitu film dokumenter kini dikemas sama menariknya dengan film seri.

Kalau pun ada generasi Z yang menjadi cinephile, mungkin jumlahnya bisa dihitung jari karena pilihan tontonan yang lebih banyak dan variatif dibanding generasi diatas mereka.

Terminologi

Menurut Cambridge Dictionary, cinephile berarti orang yang sangat tertarik dan antusias dengan sinema sebagai bentuk seni. Mereka juga tahu banyak tentang film meski tidak bekerja di industri tersebut. 

Dilihat dari asal katanya, cinephile berasal dari kata Yunani, yaitu cinema dan philia (kecintaan).

Mas Generis dalam ulasannya yang berjudul Cinephilia: Movies, Love, and Memory, yang terbit pada 2011 di Universitas La Trobe, Melbourne, menulis bahwa cinephile adalah kondisi ketertarikan seksual terhadap film.

Generis juga memperkenalkan kutipan dari sarjana film Annette Michelson yang menyatakan bahwa, " Tidak ada yang namanya cinephilia, melainkan bentuk dan periode cinephilia." 

Seperti dijelaskan oleh Antoine de Baecque dan Thierry Frmaux yang ditulis Mas Generis, "Esensi definitif cinephilia adalah budaya yang dibuang yang lebih memilih untuk menemukan koherensi intelektual untuk memuji (film) yang tidak standar."

Oh ya, Mas Generis ini nama orang, bukan sebutan untuk orang yang lebih tua atau untuk kesopanan seperti, misal Nurulloh (COO Kompasiana) yang dipanggil dengan sebutan Mas Uyuy.

Ciri umum cinephile

Ilutrasi: markmeets.com
Ilutrasi: markmeets.com

1. Menikmati menonton film-film lama yang populer pada masanya tanpa terganggu oleh kualitas film yang dimakan zaman. 

Kalau kita, sih, malas, ya, nonton film jadul karena gambarnya tidak bening, audionya sumbang, dan skenarionya kurang menggelegar, Namun, seorang cinephile tidak keberatan dengan "hal sepele"itu. 

Mereka bahkan menikmati nonton film bisu Charlie Chaplin yang berwarna hitam putih dan kartun Mickey Mouse jadul yang rilis pada 1950-an. 

Perlu dibedakan, ya, orang yang hobi nonton film bajakan berformat CAM tidak bisa disebut cinephile. Buruknya kualitas CAM karena dibajak dari bioskop beda jauh dengan buruknya kualitas film original yang dimakan usia.

2. Suka menonton film yang sama berulang-ulang bila film itu menurutnya teramat bagus. 

Orang yang bukan cinephile masih mau nonton Dilan dua kali, tapi kalau harus nonton Dilan berulang kali siapa yang mau. Cinephile bakal menontonnya lagi dan lagi. 

Bukan karena pengin baper terhadap Dilan dan Milea, tapi ada bagian artistik, skenario, akting, atau setting tempat yang membuatnya ingin nonton lagi.

3. Tidak menonton film bajakan. Cinephile adalah penikmat dan pecinta film, maka mereka mengerti ada tangan-tangan kreatif dan peluh yang tercucur dari terciptanya sebuah film. Menonton film bajakan berarti tidak menghargai karya orang  yang membuat film tersebut.

4. Punya pengetahuan tentang produksi film. Meski tidak sebanyak pelaku dunia film, cinephile minimal tahu istilah yang digunakan di perfilman, proses panjang syuting dan editing, serta mengenal para aktor dan aktrisnya.

5. Bisa membedakan genre film. Jenis film komedi romantis dengan komedi situasi yang sama-sama romantis sekilas tidak bisa kita bedakan karena, so what, itu sama-sama film percintaan, kan? Pencinta film tahu bedanya.

Pun saat menonton pertengahan film, mereka bisa tahu campuran genre apa saja yang ada dalam film itu tanpa membaca resensinya lebih dulu.

6. Senang datang ke festival film. Festival film adalah tempatnya film berkualitas, baik yang diproduksi secara independen (indie) dan yang datang dari distributor papan atas.

Jika di kotanya tidak diselenggarakan festival film, cinephile akan menontonnya secara live atau lewat tayangan ulang yang tersedia secara resmi di platform streaming.

7. Tidak ikut antre di bioskop demi menonton film yang sedang populer. Sebabnya adalah cinephile pencinta film dan akan menikmati film apa saja, bahkan yang tidak populer. Mereka tidak peduli akan dibilang kuper atau kudet.

Apa berarti cinephile membabi-buta menonton semua film? No. Mereka menonton film yang disukainya, tapi menonton juga film yang tidak mereka sukai untuk koleksi pengetahuan.

Apakah fandom termasuk cinephile?

Generasi kekinian telah memunculkan fanatisme terhadap film yang kita kenal sebagai fandom alias fan kingdom. Merriam-Webster menyebut fandom sebagai keadaan atau sikap menjadi penggemar.

Dari definisi singkat itu, jelas fandom bukanlah cinephile. Anggota fandom cuma menggilai pada satu film atau genre film tertentu (misal seri film Star Wars dan Harry Potter) dan condong menggemari karakter yang ada dalam film, bukan film itu secara keseluruhan.

Sebagai contoh, fandom Harry Potter amat hapal segala mantra yang ada di seri 1-7. Pun hapal nama makhluk diluar manusia yang ada dalam novel Harry Potter. Namun, sebatas Harry Potter saja. Mereka fanatik terhadap novel dan film Harry Potter, tapi bukan penyuka semua genre film.

Secara luas, istilah fandom dikenal juga dalam olahraga dan K-Pop, jadi secara kasat mata saja sudah terlihat bahwa anggota fandom bukanlah cinephile.

Cinephile di kehidupan nyata

Komunitas KOMiK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub) dapat kita sebut sebagai sekelompok cinephile. Mereka menonton film indie, B-movie, film jadul, film asing, film dokumenter, bahkan film yang tidak terbayang di benak kita pun mereka tonton, seperti yang tampak pada KOMiK Awards 2021.

Siapa pun sudah tahu Aldi Taher seorang aktor, tapi siapa sangka Aldi segitu pedenya menulis dan menyutradarai film horor yang demikian konyolnya, menurut awards yang diberikan oleh KOMiK.

KOMiK juga rutin menerbitkan buletin bulanan yang isinya ulasan seputar film. Ketua komunitasnya, Dewi Puspasari, bahkan menerima gelar Kompasianer of the Year 2021  karena konsisten menjaga kelangsungan komunitas, relasi dengan sesama kompasianer, dan kerjasama KOMiK dengan pihak lain.

Ini bukan promosi KOM, hanya contoh seperti apa cinephile di kehidupan nyata. Saya juga bukan anggota KOMiK, pun sudah tidak lagi ada dalam komunitas apapun yang ada di Kompasiana.

Mahasiswa jurusan film di kampus-kampus tertentu juga bisa disebut cinephile. Mereka mempelajari teknik membuat film, sejarah film, dan lain-lain yang berhubungan dengan film. Mau tidak mau mereka harus mencintai film, kecuali mereka kuliah di jurusan itu karena terpaksa.

Lalu, semua orang yang bekerja di industri film cinephile juga, dong? Tergantung. Ada orang yang bekerja hanya demi nafkah, tapi tidak benar-benar mencintai pekerjaannya. Ada juga yang bekerja demi popularitas. 

Seorang cinephile dengan senang hati menonton film yang tayang di masa lalu untuk kemudian diingat di masa depan, sambil bernostalgia atau mencari pengetahuan yang luput dari pandangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun