Harapan masih jadi harapan. Karena syarat PTM 100% dari bupati untuk Kabupaten Magelang belum terpenuhi, maka sekolah anak-anak saya batal menggelar pembelajaran tatap muka 100 persen.
Sebenarnya saya lega. Anak perempuan saya di kelas 1 batal PTM 100 persen. Kalau jadi, riskan juga karena satu kelas ada 29 anak.Â
Kalau sekelas sudah divaksin, kemungkinan untuk saling menularkan virus lebih rendah daripada saat belum divaksin. Jadi lebih baik menunggu siswa di sekolah itu divaksin semua, baru PTM 100 persen bisa dilakukan.
Saat ini sekolah anak-anak saya belum kebagian vaksinasi karena masih mengumpulkan salinan KK/KIA masing-masing kelas.
Bila melihat dari sisi guru, PTM dengan sistem shift memang menyulitkan karena mereka mengajar dua kali dengan materi yang sama.Â
Proses belajar shift pagi dan siang harus disamakan supaya tidak ada yang terlalu cepat atau lambat menerima materi.Â
Kalau satu shift lebih cepat dari shift satunya, guru bakal lebih repot lagi menyesuaikan keduanya.
Andai nanti diberlakukan pembelajaran tatap muka 100%, semoga saja jam belajar di sekolah masih dibatasi tidak sampai 6 jam sehari. Bertahap dulu lebih baik.
Kalau Indonesia sudah dinyatakan bebeas pandemi Covid-19, barulah kegiatan belajar-mengajar bisa kembali seperti sedia kala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H