Saya juga menyayangkan Mensos Risma hanya menaruh maskernya di dagu dan tidak dipakai saat bicara. Stefanus, penerjemah BISINDO, dan semua yang ada di panggung peringatan Hari Disabilitas Internasional memakai masker.
Saya tidak menggunakan istilah tuna rungu karena menurut sepupu saya,Â
Mereka lebih suka disebut Tuli (dengan huruf T kapital) karena lebih sopan. Sebutan tuna rungu dianggap berkonotasi negatif.
KBBI mengartikan tuna rungu sebagai tidak dapat mendengar; tuli.Â
Sedangkan pada kata tuna (bentuk terikat dengan rungu) KBBI mengartikannya sebagai luka; rusak; kurang; tidak memiliki.
Disabilitas tuli mengatakan telinga mereka tidak rusak, mereka punya telinga walaupun tidak bisa digunakan untuk mendengar. Mereka juga tidak rusak karena bisa hidup seperti orang normal.
Lho, itu akronim Gerkatin pakai istilah tuna rungu, bukan Tuli?
Gerkatin dibentuk tahun 1981 yang merupakan gabungan dari SEKATUBI (Serikat Kaum Tuli Bisu Indonesia), PTRS (Persatuan Tuna Rungu Semarang), Jogyakarta PERTRI (Perhimpunan Tuna Rungu Indonesia), PEKATUR (Perkumpulan Kaum Tuli Surabaya).Â
Penggunaan istilah Tuli disepakati dan disosialisasikan oleh komunitas Tuli sejak 1996. Jauh sesudah Gerkatin berdiri, jadi organisasi itu tetap menggunakan istilah tuna rungu.
Seperti disabilitas lain, penyandang disabilitas tuli juga punya kadar tuli yang berbeda.Â
Ada Tuli yang tidak bisa mendengar sejak lahir, menyebabkan tidak ada suara yang bisa didengarnya sama sekali.Â