Roster pada esports adalah pemain utama dalam tim, sama seperti istilah dalam basket. Orang yang berada di jajaran roster hanya itu-itu saja, kecuali dia sakit, berhalangan, atau dipecat.
Roster yang sakit atau berhalangan (sangat jarang terjadi hal seperti ini di esports) akan digantikan oleh stand-in.
Stand-in adalah pemain pengganti, sesuai arti sebenarnya dalam padanan bahasa Indonesia.
Namun, penggemar esports tidak menyebut mereka dengan "pemain pengganti" apalagi "pemain cadangan".Â
Pemain pengganti, tapi bukan cadangan
Di olahraga beregu seperti sepak bola, basket, dan voli, pemain cadangan dapat menggantikan pemain utama meski pertandingan belum selesai.
Pada esports, roster tidak dapat digantikan oleh stand-in di tengah jalan. Seorang roster harus main sampai selesai. Kalau ada roster yang tiba-tiba pingsan, misalnya, maka tim akan terus main tanpa pemain pengganti.Â
Pun demikian stand-in (cukup disebut stand-in, bukan pemain stand-in) akan bermain penuh dari awal game sampai selesai.
Pemain cadangan, tapi bukan pemain pelapis
Atlet cadangan yang bermain penuh dari awal sampai akhir pertandingan mungkin seperti di turnamen bulutangkis antarwilayah atau antarnegara yang punya pemain utama dan pemain pelapis.
Namun, pemain bulutangkis yang sudah jadi pemain utama tidak bakal balik jadi pemain pelapis. Mereka akan terus diturunkan sebagai pemain utama karena skill yang telah mumpuni.Â
Nantinya pemain pelapis akan jadi pemain utama jika kemampuannya meningkat atau pemain utama gantung raket.
Pada tim esports, seorang roster bisa kembali jadi stand-in karena proses adaptasi di tim baru atau tim sedang mengalami kendala teknis, bukan karena performa turun seperti atlet sepak bola yang duduk di bangku cadangan karena mainnya gak bagus.