Kebanyakan metalhead adalah orang yang tenang, menjauhi kekerasan, dan terbuka terhadap semua orang dari berbagai latar belakang.
Ini karena, menurut riset dan penelitian, metalhead punya kesehatan mental yang lebih baik daripada fans musik lain.
2. Headbanger. Penggemar yang selalu menggerak-gerakkan kepala dengan keras tiap mendengar musik metal, terutama di konser, disebut headbanger. Para headbanger berisiko tinggi mengalami cedera leher dan cedera otak traumatis jika terlalu nafsu melakukan headbanging.
3. Hesher. Penggemar heavy metal garis keras disebut Hesher. Istilah hesher berasal dari kata hessian yang merupakan milisi yang sangat ditakuti pada masa Revolusi Amerika.
Pada 1600-an Jerman belum jadi satu negara, tapi masih berupa sekumpulan negara-bangsa (landgraviates). Salah satunya bernama Hesse-Kassel.
Hesher menjadikan musik metal sebagai hidupnya. Uniknya, hesher tidak suka melakukan headbanging saat nonton konser. Mereka mengepalkan tinjunya sebagai tanda mereka rela mati demi metal.
Tidak seperti metalhead dan headbanger yang sehari-harinya tidak terlihat kalau mereka anak metal. Ciri hesher dapat dilihat dari pakaian dan aksesori yang mereka pakai. Semua ala musisi metal.
4. Mosher. Di kalangan fans musik cadas ada yang namanya moshing, yaitu ekspresi fisik sambil menikmati musik dengan cara yang membentur benturkan tubuh mereka ke tubuh orang lain. Pelakunya dinamakan mosher.
Awalnya moshing dilakukan oleh anak-anak punk, penggemar musik ska dan rock, kemudian menjalar ke fans metal. Belakangan fans dangdut juga ikut-ikutan moshing, lho!
Kegiatan moshing dilakukan di mosh pit, yaitu area (yang kadang sengaja dibiarkan kosong) di depan panggung konser. Moshing tidak selalu dilakukan sambil teler, kebanyakan dari mereka malah sadar saat melakukan moshing.
Sama seperti headbanging, moshing juga rentan membuat kita cedera dan dapat mengakibatkan orang lain yang kita benturkan tubuhnya celaka.