Tidak perlu jadi Nagita Slavina yang menyewa satu studio bioskop untuk nonton The Conjuring 3. Kita juga bisa kayak gitu, karena bioskopnya memang super sepi seperti milik sendiri.
Pada 30 Juni 2021 lalu, sebelum diberlakukan PPKM Darurat se-Jawa dan Bali, saya memberanikan diri nonton di bioskop. Kebetulan hotel tempat kami menginap di Grand Artos Magelang menempel dengan mal, jadi saat suami bersantai dengan anak-anak, saya ke bioskop.
Oh ya, sebelum menginap di hotel, saya dan suami tes usap dulu. Hasil tes usap negatif adalah syarat bagi tamu yang akan menginap.
Di dalam bioskop hanya ada saya dan enam orang pengunjung. Jadi satu studio cuma terisi tujuh orang! Film tetap diputar sesuai jadwal meski penontonnya seiprit.
Film Fast and Furious seri 9, berjudul F9: The Fast Saga, sudah pasti seru, penuh aksi kebut-kebutan mobil seperti delapan seri sebelumnya. Hanya saja, mungkin karena serinya sudah sampai sembilan, ide cerita yang melibatkan kebut-kebutan terkesan maksa, menurut saya.
Ada adegan mobil Dominic dan Letty terikat tali baja lalu terbang diantara tebing-tebing tinggi. Adegan ini mengingatkan saya pada Spiderman yang bergelantungan dari satu gedung ke gedung lain menggunakan jaring laba-laba.
Yang paling menghibur di F9 adalah duo Tej (diperankan oleh Ludacris) dan Roman (diperankan oleh Tyrese Gibson). Merekalah bumbu penyedap ditengah kebingungan mengapa tiba-tiba ada Jakob Toretto dan Han Lue yang bangkit dari kubur.
Melansir variety.com, seminggu setelah rilis pertama kali di delapan negara pada 19 Mei 2021, F9 telah meraup pendapatan Rp2,3 triliun. Pangsa terbesarnya ada di Tiongkok, Korea Selatan, dan Hong Kong.
Wajar bila F9 dapat pemasukan segitu, namanya juga film blockbuster. Ciri film blockbuster yaitu berbiaya besar, dibintangi oleh pemain-pemain tenar, dan penonton rela antre di minggu pertama perilisannya. Karena pandemi, tentu tidak ada antrean. Kapasitas bioskop pun dibatasi.Â
Maka Rp2,3 triliun hanya dari penjualan tiket bioskop dapat dikatakan pemasukan yang besar.