Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Warganet Cuma Baca Judul Tak Berkaitan dengan Rendahnya Minat Baca

18 Juni 2021   15:33 Diperbarui: 18 Juni 2021   15:51 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba lihat bangunan perpustakaan yang dikelola Pemda. Ada gedung perpustakaan daerah yang saking bagusnya sampai membuat masyarakat "takut" mendekat. Bangunan yang seperti itu malahan tidak membuatnya kelihatan seperti perpustakaan dimana di dalamnya ada buku yang boleh dipinjam masyarakat umum.

Pun minim petunjuk di sebelah mana tempat mendaftar, di mana tempat membaca, dan bagaimana kalau ingin memanfaatkan fasilitas komputer dan internet yang tersedia.

Karena itu, Perpusnas yang punya program peminjaman buku secara online ternyata diminati masyarakat. Satu buku elektronik bahkan bisa mempunyai jumlah antrean peminjam sampai 500 orang. Karena apa? Praktis.

Pengumuman di Pelayanan Publik

Karyawan di bank, puskesmas, dan kantor pelayanan publik lainnya sering dibuat geregetan oleh masyarakat yang terus bertanya tentang suatu kebijakan padahal sudah di tempal di pintu masuk.

Makanya dibaca pengumumannya biar ga nanya-nanya terus.

Ada alasan masyarakat sering tidak baca pengumuman meski terpampang di depan hidung mereka.

Bagi masyarakat kelas bawah, pengumuman dapat berarti hal yang tidak mengenakkan. Entah harus bayar biaya tambahan, penjadwalan ulang, ada kebijakan baru, atau peraturan baru yang mereka rasakan tak berpihak pada mereka. 

Jadi bukan karena mereka malas baca, tapi sudah terpatri di benak bahwa apapun yang bernama peraturan dan birokrasi lebih banyak menyulitkan mereka yang tidak punya uang.

Percayalah, keinginan membaca buku masyarakat kita sangat tinggi, terutama pelajar dan mahasiswa di daerah, tapi banyak kendala (harga buku, isi kantong, birokrasi perpustakaan yang kaku, dll) yang membuat minat baca mereka terkekang dan akhirnya musnah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun