Coba lihat bangunan perpustakaan yang dikelola Pemda. Ada gedung perpustakaan daerah yang saking bagusnya sampai membuat masyarakat "takut" mendekat. Bangunan yang seperti itu malahan tidak membuatnya kelihatan seperti perpustakaan dimana di dalamnya ada buku yang boleh dipinjam masyarakat umum.
Pun minim petunjuk di sebelah mana tempat mendaftar, di mana tempat membaca, dan bagaimana kalau ingin memanfaatkan fasilitas komputer dan internet yang tersedia.
Karena itu, Perpusnas yang punya program peminjaman buku secara online ternyata diminati masyarakat. Satu buku elektronik bahkan bisa mempunyai jumlah antrean peminjam sampai 500 orang. Karena apa? Praktis.
Pengumuman di Pelayanan Publik
Karyawan di bank, puskesmas, dan kantor pelayanan publik lainnya sering dibuat geregetan oleh masyarakat yang terus bertanya tentang suatu kebijakan padahal sudah di tempal di pintu masuk.
Makanya dibaca pengumumannya biar ga nanya-nanya terus.
Ada alasan masyarakat sering tidak baca pengumuman meski terpampang di depan hidung mereka.
Bagi masyarakat kelas bawah, pengumuman dapat berarti hal yang tidak mengenakkan. Entah harus bayar biaya tambahan, penjadwalan ulang, ada kebijakan baru, atau peraturan baru yang mereka rasakan tak berpihak pada mereka.Â
Jadi bukan karena mereka malas baca, tapi sudah terpatri di benak bahwa apapun yang bernama peraturan dan birokrasi lebih banyak menyulitkan mereka yang tidak punya uang.
Percayalah, keinginan membaca buku masyarakat kita sangat tinggi, terutama pelajar dan mahasiswa di daerah, tapi banyak kendala (harga buku, isi kantong, birokrasi perpustakaan yang kaku, dll) yang membuat minat baca mereka terkekang dan akhirnya musnah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H