Ohm sendiri sejak lama sudah bergabung di tim esport profesional bernama Higher. Ohm jadi pentolan Higher karena bisa memenangkan semua jagoan di Arena of Valor (AoV) meski statistik si jagoan itu rendah.
Di Indonesia juga sudah banyak tim-tim esport profesional. Yang sering mewakili Indonesia di pertandingan luar negeri diantaranya ada Bigetron, Onic Olympus, DG Esport, Elvo, RRQ Hoshi, Aerowolf LIMAX, dan EVOS.Â
Perempuan juga tidak kalah jagonya main game, lho! Tim esport profesional putri yang paling populer karena prestasinya, adalah Belletron, EVOS Ladies, Infinity Ladies, Aerowolf Zoo, Alter Ego Dione, dan Boom Siren. Entah kebetulan atau tidak, atlet esport perempuan ini wajahnya kece-kece.Â
Winda Lunardi, atlet esport yang kehilangan tabungan Rp20 milyar di Maybank adalah anggota EVOS Ladies divisi Mobile Legends.Â
Kenapa nama-nama tim esport tidak seperti di sepak bola, semisal Persija, Juventus, Manchester United, atau Barcelona, yang sama seperti nama kota tempat dibentuknya tim?Â
Karena esport itu olahraga eletronik bukan fisik. Nama-nama karakter dalam game saja unik, mosok nama tim esportnya seperti nama klub bola, ya disamakan dengan game dong. Selain itu, pada satu kota bisa punya banyak tim esport, sementara di kota lainnya tidak ada. Jadi penamaan tim tidak berdasarkan nama kota seperti sepak bola atau nama perusahaan seperti di basket dan voli.
Kalau bukan fisik lalu kenapa dinamakan olahraga dan pemainnya disebut atlet?
Karena esport butuh latihan intensif sama seperti olahraga fisik. Pemainnya juga harus menjaga kondisi fisik dan mental tetap prima.Â
Sama seperti atlet olahraga lain, atlet esport juga menghabiskan mayoritas waktunya untuk latihan guna menguasai permainan. Mereka mengatur strategi, menjaga kekompakan tim, meningkatkan koordinasi tangan dengan otak, dan menonton permainan lawan-lawan untuk membaca taktik mereka.
Atlet esport profesional dapat bayaran lumayan, apalagi kalau menang. Jadi memang bisa diandalkan sebagai mata pencaharian selagi muda usia dan produktif.
Di film Mother Gamer, Ohm juga mendapat bayaran tiap bulannya. Jumlahnya berlipat-lipat melebihi gaji ibunya yang guru. Karena itu Ohm lebih memilih ikut kompetisi di Korea yang hadiahnya gila-gilaan daripada ikut SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).Â
Bukan karena Ohm matre, tapi supaya dia bisa menghidupi ibunya dan memenuhi impian sang ibu main ski di Eropa.