Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Tjip dan Bu Rose, Bukti Kasih Tak Mengenal Latar Belakang, Negara, dan Usia

5 Januari 2021   18:59 Diperbarui: 5 Januari 2021   19:12 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Kompasiana.com/Tjiptadinata Effendi

Pada waktu saya bergabung dengan Kompasiana.com Desember 2018, saya hanya menulis saja tanpa keliling membaca artikel Kompasianer lain. 

Saya pikir Kompasiana hanya wadah menulis saja. Karena tidak pernah keliling membaca artikel Kompasianer lain, tentu saja artikel saya juga tidak dibaca orang karena orang belum tahu bahwa saya ada.

Baru pada 2020 saya menyadari bahwa sejak 2018 itu orang pertama dan satu-satunya yang membaca artikel-artikel saya di Kompasiana adalah Pak Tjiptadinata, kemudian disusul Ibu Roselina.

Dahulu belum ada Kompasiana Premium sehingga semua notifikasi dapat dilihat. Pada notifikasi itu hanya ada nama Tjiptadinata Effendi dan Roselina Tjiptadinata.

Saya penasaran mengapa kedua orang ini rajin sekali mampir ke artikel saya padahal saya pun melupakan artikel saya setelah menulis.

Ternyata artikel-artikel Pak Tjip dan Bu Rose inspiratif sekali. Sangat jauh dari kesan menyombongkan diri meski beliau berdua orang kaya-raya, sering keliling dunia, dan punya anak-cucu yang juga sukses.

Saya paling terkesan tiap kali membaca kisah-kisah saat Pak Tjip dan Bu Rose hidup susah sewaktu jadi buruh perkebunan dan jadi penjual kelapa.

Apalagi Bu Rose, saya kagum dengan kesabaran, keikhlasan, dan kesetiaan beliau mendampingi Pak Tjip selama hidup susah. Sangat menginspirasi saya untuk menjalani hidup bersama suami, apalagi kami juga pernah mengalami kesulitan sewaktu baru pindah dari Jakarta ke Magelang.

Bila Pak Tjip dan Bu Rose menulis tentang pengalaman seminar yang beliau jalani dan indahnya keliling dunia, tidak tersirat sedikit pun kesombongan yang menunjukkan, "Ini, lho, kami sudah keliling dunia. Hebat, kan!" sungguh tidak ada yang seperti itu.

Pengalaman beliau berdua menjalin persahabatan juga menginspirasi. Siapa yang bisa punya sahabat begitu banyak kecuali orang-orang baik. Berarti bukan hanya di dunia maya saja. 

Di dunia nyata pun Pak Tjip dan Bu Rose sudah membuktikan bahwa kalau kita tulus bersahabat dengan orang lain, pancaran ketulusan itu akan berlangsung selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun