PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) akan melanjutkan kompetisi Liga 1 pada Februari 2021.Â
Sayangnya sampai November 2020 Polri mengatakan bahwa kompetisi akan berlangsung tahun depan sehingga belum bisa diputuskan akan diizinkan atau tidak.
Buat saya ini mengecewakan karena kepolisian resor dan sektor saja mengizinkan tarkam. Tarkam relatif sulit diatur karena tidak ada aturan baku mengenai pelaksanaannya, apalagi memaksa pemain dan penonton mematuhi protokol kesehatan.
Pada Liga 1 aturan bertanding selama pandemi bisa diperketat termasuk bertanding tanpa penonton dan pemainnya wajib menjalani karantina bubble.
Simulasi karantina bubble sedang dijalankan oleh Indonesian Basketball League (IBL) pada Desember 2020 ini, meniru NBA, karena mereka akan menggelar kompetisi pada Januari 2021.
Semua pemain, pelatih, dan ofisial klub nantinya akan dikarantina di Mahaka Square Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara, selama kompetisi berlangsung.
Akankah Liga 1 mengikuti model karantina gelembung seperti IBL?Â
Bisa saja, tapi karantina gelembung mungkin dilakukan per klub, tidak keseluruhan 18 klub digabung di satu tempat seperti klub IBL.
Klub-klub di Liga 1 punya 18-33 pemain. PSIS Semarang bahkan dizinkan punya 34 pemain dan Bali United 35 pemain. Paling logis klub melakukan karantina bubble di tempat yang mereka tentukan sendiri.
Mundurnya kelanjutan Liga 1 dari Juni ke Oktober lalu ke November sampai akhirnya diputuskan lanjut di Februari 2021 tidak lepas dari coronavirus yang menghinggapi klub.
Sejauh ini ada Barito Putra, Persib Bandung, Persik Kediri, dan Persebaya Surabaya yang mengonfirmasi pemain, asisten pelatih, dan ofisial tim kena Covid-19. Virus SARS-CoV-2 ini juga menjangkiti Direktur Olahraga Persija Jakarta, Ferry Paulus, sampai dua kali.