Apakah orang tua bersedia dimintai iuran untuk memenuhi kebutuhan protokol kesehatan itu?
Adik saya, yang tinggal di kota besar dan berkantong (agak) tebal saja minta diskon SPP di sekolah anaknya sampai 50 persen.Â
Penurunan uang sekolah dari sejuta menjadi Rp800rb-an dirasanya tidak sepadan karena sekolah "gak ngapa-ngapain" selama sekolah tutup selain memberi tugas dan tugas.Â
Apalagi yang di tinggal di kota kecil dan kantongnya kempes, mungkin mau iuran, tapi itu karena tidak ada pilihan lain.
Sekolah negeri dibolehkan bicara kepada komite sekolah bagaimana memenuhi kebutuhan sekolah yang tidak bisa dicukupi dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Komite nanti akan menghimpun dana dari para wali murid.
Kalau orangtuanya keberatan mengumpulkan dana, lalu bagaimana sekolah dapat memenuhi protokol kesehatan?
Andai mau membayar pun rasanya tidak sepadan antara risiko dengan manfaatnya.
Kita memang tidak ke mana-mana, di rumah saja selama hampir setahun. Tetapi, siapa bisa menjamin seluruh peserta didik dan orangtuanya, juga guru-gurunya mematuhi protokol kesehatan selama bepergian?
Risiko terbentuknya klaster sekolah sudah pasti besar meski ketika buka nanti hanya terisi sedikit murid dan guru dari total yang ada di sekolah.
Kalau lebih banyak risikonya maka pembukaan sekolah tidak perlu buru-buru.
Dampingi anak dan remaja Anda belajar di rumah sampai mayoritas rakyat sudah divaksin.Â