Karena kontrak kerja saya sebagai penulis bayangan akan berakhir pada Februari 2021. Kontrak itu bisa diperpanjang atau berakhir. Pembicaraan mengenai kontrak oleh penerbit baru akan dilakukan pada Januari 2021.
Andai nanti kontrak tidak diperpanjang saya sudah punya usaha sendiri. Tapi andai kontrak diperpanjang, Alhamdulillah saya jadi punya peluang lebih besar melunasi utang KUR tanpa bantuan suami.
Lho, kan punya suami, kenapa tidak minta duit sama suami saja ketimbang ngutang ke bank dan capek-capek buka warung?Â
Suami memang 100% menafkahi tanpa saya minta, termasuk kebutuhan untuk merawat kecantikan (hemm!) tapi saya belum biasa hanya minta uang dari suami.Â
Apalagi saya bukan tipe ibu-ibu yang gemar memasak, beberes, berkebun, atau menonton sinetron azab, jadi memperluas warung dengan cara meminjam ke bank adalah cara saya memanfaatkan waktu, selain menulis tentu saja.
Kalau pinjam ke bank dan bukannya minta modal pada suami, saya akan berusaha keras untuk melunasinya dengan cara membuat warung saya laku dan beromzet besar. Lagipula suami sudah banyak membantu. Dua motor yang dijadikan jaminan itu milik suami dan warung itu pada awalnya juga dimodali suami.
Jika ada BLT yang dikucurkan pemerintah untuk pengangguran, korban PHK, karyawan swasta, dan UMKM, maka saya dan suami tidak termasuk kelompok yang dapat menerima bantuan langsung tunai tersebut, jadi untuk menambah modal usaha, pinjam KUR adalah jalan keluarnya.Â
Kebetulan juga prosesnya mudah, kurang dari satu bulan duit sudah cair dalam bentuk tabungan di Simpedes. Bunganya juga kecil. Insya Allah utang itu lunas sesuai jadwal dua tahun tanpa perlu bermacet-macet ria.
Oya, sepertinya hasil audit KUR saya bagus. Mungkin meraih WTP alias Wajar Tanpa Pengecualian. Hemm~.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H