Phoenix juga yang memberi kekuatan pada Mulan saat dia hampir kalah oleh Bori Khan waktu hendak menyelamatkan kaisar ditawan di puncak menara.
Semua hal tampak masuk akal sampai ketika Mulan yang tadinya berbaju zirah dan bermuka keruh karena sedang berperang, tiba-tiba berwajah glowing dan berlipstik dengan alis yang rapi.Â
Apakah Mulan berperang sambil bawa make up?!
Tentu tidak. Namanya juga film, pasti dibuat dramatis dan indah supaya sedap dipandang mata.
Lalu pada sepertiga akhir film ada rekan sebarak yang memanggil dengan sebutan Fa Mulan.
Fa adalah pengucapan kata "Hua" dalam bahasa Kanton. Sementara "Hua" dalam bahasa Mandarin tetap diucapkan Hua atau Hwa.
Entah mengapa ada yang memanggil dengan pengucapan Fa padahal dari awal sampai pertengahan film mereka semua selalu mengucap Hua.
Saya menonton live action Mulan selain karena film ini adaptasi dari film animasi juga karena dibintangi oleh aktor dan aktris top seperti Jet Li, Gong Li, Donny Yen, dan Liu Yifey. Meski semua pemainnya berdarah Tiongkok, tapi film ini berbahasa Inggris.
Secara keseluruhan film live action Mulan memberikan rasa puas setelah selesai menontonnya.Â
Ksatria cantik yang pandai berkelahi dan bermain pedang, berintegritas dengan prinsip setia, berani, jujur, dan memimpin pasukan elit untuk menyelamatkan kekaisaran, bagaimana tidak puas. Begitu menurut saya yang perempuan.
Kalau Cut Muthia atau Christina Martha Tiahahu dibuat film seperti Cut Nyak Dien, bisa jadi bakal lebih bagus dari Mulan. Indonesia punya segudang filmmaker dan pemain film berbakat.