Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

E-Sport Pilihan

Kompetisi Ditunda, Sepuluh Tim Liga 1 Adu Laga di IFeL 2020

11 Oktober 2020   13:31 Diperbarui: 11 Oktober 2020   18:29 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesian Football e-League (IFeL) 2020 sudah masuk pekan kelima. Pertandingan yang berlangsung pada 10 Oktober 2020 kemarin panen gol dari laga PSIS Semarang dan PSM Makassar. 

Pekan ini juga menjadi ajang adu gengsi antara dua pemain senior, Elul Wibowo yang mengemas tiga poin untuk Persita Tangerang, mengungguli Lucky Maarif yang berbaju Persik Kediri.

Top scorer dipegang oleh Ferry Gumilang dari Arema FC dengan 30 poin, disusul Setia Widianto dari PSIS Semarang dengan 24 poin. Sayang sekali, Rizky Faidan dari PSS Sleman tumbang ke urutan 3 di angka 22 poin setelah selama empat pekan menduduki puncak klasemen.

Hemm~, merasa asing dengan nama-nama diatas yang bermain untuk klub Liga 1 itu?

Ferry, Setia, dan Rizky adalah para atlet esports profesional yang direkrut klub Liga 1 untuk bertanding pada kompetisi Pro Soccer Evolution (PES), game sepak bola paling populer sejagat raya.

Apa?! Cuma game?

Bukan sekedar game, ini adalah esports. Esports sudah diakui dunia jadi salah satu cabang olahraga dan pemain yang berkompetisi di pertandingan berhak dilabeli sebagai atlet.

Bila sepak bola Indonesia berada dibawah organisasi PSSI, maka esports dinaungi oleh Indonesia eSports Association (IESPA). IESPA berdiri pada 2014 dan mengurus esports skala nasional. Organisasi ini juga bertanggung jawab terhadap para atlet esports yang berlaga di Asian Games 2018 dan SEA Games 2019 lalu.

Sebenarnya ada 3 lagi organisasi esports di Indonesia. Yaitu:

  1. Federasi Esports Indonesia, diketuai Adrian Pauline. Musisi sekaligus politikus Giring Ganesha duduk di kursi wakil ketua. Giring juga menjabat sebagai presiden IESPL (event organizer esports penyelenggara Piala Menpora dan Piala Presiden).
  2. Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI), dengan ketua umumnya dijabat oleh Jenderal Polisi (purn) Budi Gunawan. Jabatan wakil ketua diisi oleh pengusaha dan politikus Sandiaga Salahuddin Uno.
  3. Asosiasi Olahraga Video Game Indonesia (AVGI), berdiri pada 2019 dan diketuai oleh Rob Clinton Kardinal.

Saya tidak mengerti kenapa empat organisasi itu tidak jadi satu saja membentuk induk organisasi sehingga pembinaan lebih terukur dan terarah dalam satu wadah. Prestasi pun dapat ditargetkan mendunia, bukan hanya kompetisi dan turnamen antar daerah. 

Tetapi, mungkin tiap organisasi punya visi-misi dan kepentingan yang memang tidak bisa disatukan.  

Gelaran IFeL 2020 ini sendiri dibuat untuk mengikuti jejak liga-liga di dunia yang membuat pertandingan esports sepak bola selama pandemi.

Beberapa klub di Bundesliga Jerman, Premier League Inggris, MLS Amerika Serikat, liga Finlandia, Singapura, juga Malaysia telah lebih dulu menggelar kompetisi esports FIFA 20 dan PES.

Sepuluh tim Liga 1 Indonesia yang mengikuti IFeL memilih sendiri atlet esports mereka, kecuali PSM Makassar dan PSIS Semarang yang dimainkan oleh Setia Widianto dan Indra Tajusa. Setia dan Indra direkrut lewat babak kualifikasi terbuka yang dihelat Agustus 2020 lalu.

Delapan pemain lainnya merupakan jebolan Thai e-League Pro. Thai e-League adalah kompetisi esports PES yang diikuti oleh tim sepak bola Liga Thailand dan menggunakan line up masing-masing tim.

Sepuluh atlet esports tim Liga 1 IFeL 2020 yang berlaga adalah:

  • PSS Sleman - Rizky Faidan
  • Borneo FC - QwaSG
  • Persija Jakarta - Rizal Ivander
  • Persik Kediri - Lucky Maarif
  • PSIS Semarang - Setia Widianto
  • Barito Putera - Rommy HW
  • Madura United - Elga
  • PSM Makassar - Indra Tajusa
  • Arema FC - Ferry Gumilang
  • Persita Tangerang - Elul Wibowo

Seperti pertandingan pekan sebelumnya, pada matchweek kelima ini saya juga hanya menonton highlightnya karena tidak kuat kalau harus menonton secara penuh selama empat jam di YouTube. Namanya juga emak-emak, selain work from home juga harus mengurus rumah tangga bukan cuma nonton YouTube, ya kan. Iya.

IFeL ditayangkan live di Facebook dan YouTube setiap Sabtu siang. 

Laga Persija dan Arema (tangkapan layar YouTube, dokpri)
Laga Persija dan Arema (tangkapan layar YouTube, dokpri)

Sekarang sudah ada beberapa YouTuber yang mengulas pertandingan di tiap match, mengumpulkan video gol-gol dan selebrasi terbaik, dan memberikan daftar klasemen sementara, jadi lebih banyak pilihan untuk ditonton selain dari kanal resmi IFeL.

Sayang sekali Persib dan Persebaya tidak berpartisipasi dalam adu laga IFeL ini, kalau ikut mungkin "suasana" dan kolom komentar di Facebook dan YouTube akan sepanas situasi politik tanah air. Hemm~.

Saat ini saja Rizal Ivander sudah dapat kritik pedas dari The Jak (Jakmania, suporter Persija Jakarta) karena gagal membawa klub mereka ke papan atas klasemen. Padahal Rizal berjulukan "Raja Bantai" tapi hanya bertengger di peringkat lima. The Jak makin panas karena Rizal dianggap tidak menerima kritik tersebut.

Rizal "Ivander" Danyarta memang bukan sembarang gamer. Dia pernah memperkuat tim esports BG Pathum United, klub di Thai Premier League.

Kini posisi Rizal terpaut tujuh poin dari pemuncak klasemen, Ferry Gumilang.

Menurut saya, perbedaan ketika menonton esports dengan sepak bola lapangan hanya terletak pada visualnya saja. Para pemain bola yang bertanding berbentuk animasi. Selebihnya serupa. 

Dua komentatornya pun seperti komentator sepak bola lapangan yang berceloteh tentang permainan para pemain tim Liga 1 daripada atlet esportsnya itu sendiri.

Komentator IFeL 2020 (tangkapan layar YouTube, dokpri)
Komentator IFeL 2020 (tangkapan layar YouTube, dokpri)

Jika perlu komentator mungkin bisa bercerita tentang latar belakang, prestasi, atau kegiatan sehari-hari para atlet esports ini daripada berkomentar seperti komentator sepak bola lapangan, ini kan esports. Tetapi saya kurang memperhatikan nama komentatornya, entah Belva, Delfa, atau Iman, Aman, atau Gevan, Kevan, entah, soalnya mereka ngomong cepat sekali saat menyebutkan nama.

Indonesian Football e-League 2020 masih menyisakan lima pekan lagi sebelum berakhir pada 15 November 2020, siapa tahu Anda penasaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun