Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Gawai, Medsos, dan Runtuhnya Hegemoni Zombie Hollywood oleh "#Alive"

21 September 2020   21:57 Diperbarui: 25 September 2020   00:05 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: butwhythopodcast.com)

Sudah pernah nonton film zombie seperti Resident Evil, 28 Days Later, Quarantine, I am Legend, World War Z, atau Dawn of The Dead?

Lupakan. Karena itu sudah jadul. Hemm~, bukan seperti itu.

Tiada yang menyamai #Alive dengan kekuatan drama khas Korea, horor, action, dan thriller dalam satu film yang kadang membuat tegang, tertawa, menangis, dan berteriak di saat yang bersamaan.

Bagaimana tidak tertawa, di saat TV sedang memberitakan wabah zombie tiba-tiba TV itu menayangkan iklan mie instan yang bikin ngiler. 

Bagaimana tidak menangis kalau orang-orang yang kita sayangi ternyata tewas padahal semalam kita masih bersenda gurau dengan mereka. 

Dan bagaimana tidak tegang kalau selagi Anda di dalam rumah tiba-tiba peluru berdesing diatas kepala dan orang yang bertamu di rumah Anda berubah jadi zombie.

Film #Alive menduduki puncak film top Netflix pada 10 September 2020, itulah alasan saya menontonnya.

Adalah Oh Joon-woo (diperankan oleh Yoo Ah-in) yang bangun dari tidurnya dan setengah jam kemudian dia mendapati orang-orang berlarian menghindari gigitan zombie.

Joon-woo melihat pemandangan mencekam dari balkon apartemennya. Seorang remaja menggigit leher ibunya ketika si ibu memeluknya karena mengira si remaja selamat dari serangan zombie. 

Joon-woo juga berusaha menyelamatkan polwan yang berlari di depan apartemennya dengan berteriak supaya perhatian zombie teralihkan. Sayang tidak berhasil. Belum sempat si polwan menembakkan pistol dari selongsong yang sudah diganti, dia keburu dikeroyok zombie dan jadi zombie pula.

Zombie pada film #Alive berasal dari virus ganas yang menyerang otak kanan dan mempengaruhi perilaku manusia menjadi ganas dan agresif. Virus itu juga membuat jantung berdetak sangat cepat, dislokasi sendi, dan keinginan memakan sesama manusia (kanibal). 

Joon-woo mengetahui perihal zombie yang berkeliaran di seantero Korea hanya dari TV, internet, dan medsos. Bertanya ke tetangga unit tidak mungkin karena mereka semua sudah jadi zombie 

Sehari-harinya Joon-woo adalah YouTuber yang kerap melakukan streaming video games. Karena hanya punya gawai dan bukannya senjata, maka Joon-woo bertahan hidup dan melawan zombie menggunakan gawai yang dia punya.

Selama 20 hari mendekam di rumah, selama itu pula Joon-woo mengirim pesan di medsos untuk minta pertolongan. Dia juga melakukan live streaming mengenai keadaan diri dan lingkungannya, sebelum akses internet dan listrik di Seoul mati.

Tapi, untuk ukuran orang yang kurang makan-minum, tubuh dan tampang Joon-woo masih segar-bugar dan cakep. Mestinya diberi tampilan supaya dia kelihatan kurus dan kuyu ya.

Joon-woo mencari sinyal internet di ponselnya menggunakan drone yang dia terbangkan menggunakan smart glasses. Dia juga menggunakan drone guna mencegah zombie berseragam pemadam kebakaran naik ke apartemen Kim Yoo-bin. Drone itu hancur dihantam zombie dan hari berikutnya Joon-woo terpaksa mencari sinyal dengan berdiri diatas balkon memakai tongsis (tongkat narsis).

Zombie di #Alive memang bergerak lincah seperti manusia. Mereka berlari dan memanjat dengan cepat meski tubuh mereka dislokasi dimana-mana.

Lalu siapa itu Kim Yoo-bin?

Dialah perempuan yang menyelamatkan Joon-woo ketika sedang dalam percobaan bunuh diri karena putus asa bertahan hidup tanpa makanan dan minuman.

Yoo-bin (diperankan aktris Park Shin-hye) tinggal di komplek apartemen yang berseberangan dengan apartemen yang ditempati Joon-woo. Saat Joon-woo menggelatung di langit-langit bergeliat-geliut dengan tali di lehernya, Yoo-bin, menggunakan teropong, menyorotkan laser pointer ke wajah Joon-woo, membuat Joon-woo sadar ada orang yang masih hidup selain dirinya. 

Beruntung Joon-woo bisa memutuskan tali yang menjerat lehernya lalu menjalin komunikasi dengan Yoo-bin menggunakan teks dalam ponsel dan tablet. 

Termotivasi oleh Yoo-bin yang mengiriminya makanan dan air minum, Joon-woo masuk ke unit apartemen para tetangganya untuk mengambil makanan dari kulkas mereka. Sebagian makanan dan minuman itu dikirim ke apartemen Yoo-bin. Tentu saja Joon-woo harus melawan banyak zombie yang tak lain tetangga-tetangganya sendiri.

Tapi, bagaimana mengirim makanan ke seberang apartemen tanpa diketahui zombie? 

Lewat drone, tentu. Adegan kelahi melawan zombie dalam #Alive minim senjata api. Pistol jenis revolver yang digunakan Joon-woo dan Yoo-bin adalah kepunyaan polwan, dengan peluru yang terbatas. Para tokoh lebih banyak menggunakan kapak, pisau, dan tongkat golf. 

Tapi sungguh, jauh dari kesan membosankan dan monoton!

Industri film Korea makin serius menggarap film bertema zombie terbukti dengan lahirnya judul-judul hits seperti Train to Busan, Peninsula, Rampant, The Odd Family Zombie For Sale, The Wailing, dan Seoul Station. 

Semua itu serupa tapi tak sama dengan yang disajikan Hollywood, apalagi Bollywood, karena Korea selalu memasukkan ciri khasnya, yaitu unsur drama yang kuat, bukan sekedar aksi heroik melawan zombie dan menjual efek visual.

Selain film, ada serial Kingdom, berlatar era dinasti Joseon, yang juga melejit disukai bukan hanya oleh orang Korsel

Unsur drama ini membuat film zombie bikinan Korea terasa masuk akal (walaupun di kehidupan nyata tidak ada zombie) dan tokoh-tokohnya tampak manusiawi. Kalau tampilan zombienya, sih, tetap jelek dengan tubuh penuh luka menganga berdarah-darah.

Film zombie yang pertama kali dibuat oleh negeri ginseng sebenarnya sudah ada sejak lama, berjudul Goeshi, dibuat tahun 1981. Tapi terlupakan. 

Lalu rilis lagi film zombie lain yaitu Doomsday Book (2012), The Neighbor Zombie (2010), dan Horror Stories (2012), tapi ketika datang Train to Busan (2016) baru orang menyadari, "Hei, Korea ternyata juga jago bikin film zombie!"

Train to Busan mencetak penjualan 11,5 juta tiket hanya dari penonton Korsel (belum termasuk penonton di seluruh dunia). Maka Train to Busan nemplok di urutan ke-11 film berpendapatan kotor tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, pendatang baru di genre zombie, #Alive, pada minggu pertama sejak rilis di Korsel pada 24 Juni 2020, sudah mencetak box office karena sukses mengumpulkan 1.001.802 penonton. Ini menjadikannya film pertama ysng mengumpulkan lebih dari sejuta penonton sejak Februari 2020 di Korsel.

Sebagai informasi, film box office adalah film yang meraih pendapatan melebihi biaya produksinya hanya dalam waktu beberapa hari atau di minggu pertama penayangannya.

Saya tidak mencari info apakah satu juta penonton ini menontonnya di bioskop atau layanan streaming. Film ini baru rilis untuk pasar internasional pada 8 September 2020 melalui Netflix.

Pada scene akhir film #Alive dikisahkan bahwa jaringan internet dan listrik di Seoul telah dipulihkan. Tim SAR akan mencari dan menyelamatkan orang yang selamat dari serangan zombie lewat postingan mereka di medsos. 

Jadi jika mau diselamatkan dan dibawa ke tempat aman, seseorang harus rajin meng-update status dan lokasi di medsos sampai Tim SAR menemukannya. Tapi itu mudah saja, kecepatan internet Korsel adalah yang tercepat di dunia. Misal Indonesia membuat film dengan ending yang sama barulah tidak masuk akal, jaringan internetnya saja kembang-kempis.

Cerita #Alive yang mengaduk emosi dan alur yang bergantian antara cepat, lambat, tegang, dan tenang dengan sedikit saja bumbu komedi, membuat film ini amat wajar jika jadi satu-satunya film Korea yang merajai Top Movies Netflix di 35 negara dalam waktu dua hari setelah rilis di platform video on-demand tersebut. 

Dari 35 negara itu diantaranya adalah Amerika, Prancis, Spanyol, Swedia, Rusia, Australia, Pakistan, dan Kanada.

Mengekor sukses film fenomenal Train to Busan, #Alive seperti akan mengukuhkan bahwa zombie bukan lagi hegemoni Hollywood, mumpung Hollywood lagi senang-senangnya menggarap  film superhero.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun