Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Susu Sapi dan Piscok yang Datang dari Teman yang Kegendutan

20 Agustus 2020   14:28 Diperbarui: 20 Agustus 2020   21:00 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Malang tak dapat ditolak tapi untung masih dapat diraih. Finda mengeluarkan produk susunya pada bulan April disaat Covid-19 mewabah dan Bekasi jadi salah satu zona merah di Jawa Barat.

Sudah tahu pandemi kok nekat jualan? Siapa yang mau beli, yang kena PHK banyak, usaha pun pada tutup. 

Dia memang harus jualan. Kalau tidak dia akan luntang-lantung tidak punya penghasilan. Ayahnya pun sudah meninggal. Mengandalkan uang dari siapa kalau bukan usaha sendiri.

Sebelumnya Finda bekerja di dealer Mitsubishi dan Datsun sebagai customer service. Setelah kontrak kerjanya habis, Finda memutuskan untuk meneruskan usaha susu sapi kakaknya.

Susu yang Finda jual sebenarnya milik kakaknya, Yoghi. Saat Finda masih kuliah, kakaknya lebih dulu memproduksi sari kedelai dan susu sapi aneka rasa, mulai rasa taro, pisang, biskuit vanilla, coklat hingga hazelnut. Namun karena kesibukan kakaknya yang jadi instruktur fitness dan pelatih kebugaran, lama-lama produksi sari kedelai dan susu sapi terbengkalai. 

Tiada usaha tanpa kendala. Para peternak sapi perah di sekitaran Bekasi yang memasok susu segar menaikkan harga susunya. Finda tidak mau harga susunya dinaikkan jadi dia harus memperkecil margin keuntungan. Dia bilang yang penting produknya dikenal dulu, harga kelak bisa menyesuaikan.

Jiwa usaha Finda turun dari keluarga ibunya. Ibunya asli Betawi, tujuh bersaudara dan semuanya pedagang. Sementara keluarga kandung ayahnya, keturunan Sunda, semua pegawai kantoran. Ayah Finda adalah adik ibu saya.

Finda tidak pernah agresif menawarkan dagangan, apalagi memaksa, meski dia kenal orang tersebut. Dia tahu orang yang melihat-lihat promosinya di Instagram dan WhatsApp bisa jadi hanya sekadar penasaran tidak benar-benar minat beli. Apalagi sedang wabah, orang lebih butuh beras daripada susu.

Itu yang saya suka darinya. Sering kita menemui pedagang yang sangat maksa, mengharuskan kita beli hanya karena kita berkawan baik dengannya.

Produk susu aneka rasa itu lambat-laun laris, dibeli oleh teman-teman, saudara, dan kenalannya. Seiring makin larisnya susu, Finda mendapat saran dari encangnya (paman, bahasa Betawi) untuk memberi merek pada susunya supaya mudah diingat. Adanya merek juga membuat tampilan botolnya lebih menarik, tidak polos seperti botol daur ulang. 

Finda memberi merek susunya Sujiwa setelah perayaan Idul Fitri 1441 H lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun