Kemungkinan pertama,
Kemdikbud tidak ingin kurikulum darurat merusak kurikulum yang sudah ada (Kurikulum 2013/K13) yang membuat para guru kesulitan menerapkannya. Meski sudah ada K13 pun masih banyak sekolah yang memakai kurikulum 2006 (disebut juga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP 2006).Â
Jadi Kemdikbud harus membuat formula kurikulum darurat yang tidak melenceng dari K13 dan KTSP 2006 namun sesuai dengan kondisi pandemi.
Kedua,
kompetensi guru dan kemampuan akademis siswa di tiap sekolah dan tiap wilayah tidak sama. Kemdikbud harus memikirkan bagaimana supaya penerapan kurikulum darurat menjangkau dan bermanfaat bagi peserta didik dan guru yang ada di pedesaan dan pelosok.
Sampai hari ini Sekjen Kemdikbud Ainun Naim menyampaikan bahwa kurikulum darurat masih dalam proses menuju final dan Badan Penelitian dan Pengembangan Perbukuan kemdikbud juga sedang ngebut menyelesaikannya.
Dorongan dan desakan untuk membuka kembali sekolah juga makin mengemuka karena banyaknya sangkaan bahwa guru hanya makan gaji buta, terutama ditujukan untuk guru-guru sekolah swasta. Padahal banyak juga sekolah swasta yang misqueen dan kembang-kempis.
Aktris Andi Soraya, pada wawancara di televisi, sempat menolak untuk meneruskan membayar uang sekolah anaknya selama wabah masih ada. Dia bahkan mempertimbangkan untuk mengeluarkan anak dari sekolah dan memasukkan kembali saat pendemi berlalu.
Mungkin karena desakan datang bertubi-tubi, pemerintah berencana membuka sekolah di daerah berzona kuning dan hijau. Hal ini sudah diamini oleh Doni Monardo. Beliau meminta masyarakat menunggu pengumuman dan keputusan resmi yang dalam waktu dekat akan dikeluarkan oleh Kemdikbud.
Sebelum ngebet ingin sekolah kembali buka, baiknya diketahui dahulu, ilmu pengetahuan, pendidikan karakter, dan life skills bisa didapat tidak hanya dari sekolah formal.
Buktinya anak-anak homeschooling atau Kejar Paket (A, B, dan C) bisa meneruskan ke perguruan tinggi negeri top lalu menjadi manusia hebat. Lulusan Kejar Paket C tersohor adalah Susi Pudjiastuti, founder Susi Air dan mantan menteri kelautan dan perikanan.
Berarti belajar tidak mesti di sekolah, bukan?! Hemm~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H