Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akhirnya Kita "Berdamai" dengan Virus Corona seperti Kita Berdampingan dengan Virus Flu

18 Mei 2020   13:03 Diperbarui: 18 Mei 2020   12:55 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karyawan BUMN dibawah usia 45 tahun sudah mulai ngantor mulai 25 Mei. Mal dan pusat perbelanjaan direncanakan buka kembali pada 8 Juni, dan sekolah masuk pada 15 Juni. Bukan hanya di Indonesia, sejumlah negara pun sudah membolehkan warganya belanja, makan di restoran, dan ke sekolah dengan perilaku "new normal".

Kasus Covid-19 di dunia masih bertambah tapi kenapa banyak negara sudah mengizinkan warganya keluar rumah?

Pertama, belum ditemukan obat dan vaksin yang mujarab untuk membasmi virus Corona dan mengobati Covid-19. Kedua, orang-orang tidak bisa terus di dalam rumah dalam jangka waktu lama.

Kan tidak mungkin kita diam di rumah berbulan-bulan lagi sampai vaksin Corona dan obat Covid-19 ditemukan. Mau makan apa kita. Begitu, bukan, Ferguso? Betul, Esmeralda.  

Ferguso, Esmeralda, dan orang-orang harus keluar rumah untuk bekerja, bersekolah, berkumpul, berorganisasi, berkreasi, dan berekreasi.

Memang rumahku surgaku, kita bisa menemukan kenyamanan di rumah bersama keluarga. Tapi manusia adalah makhluk sosial. Selain keluarga, manusia juga selalu membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya. 

Saat lahir kita dibantu dokter dan bidan. Kalaupun ada ibu yang lahir sendirian di toilet itu tidak dihitung karena termasuk kejadian abnormal. Waktu mati pun kita dibantu orang lain yang memandikan sampai menguburkan ke liang lahat. Terlalu lama di rumah akan membuat manusia kehilangan "jati diri"nya sebagai makhluk sosial. 

Stres karena tidak bisa mencari nafkah, terhambat mencari ilmu, dan kehilangan kreativitas,  menyebabkan hidup tidak happy, lalu kita jadi mudah terserang penyakit. 

Padahal salah satu cara menangkal Corona, juga flu, adalah imunitas yang baik.
Meskipun virus Influenza dan Corona berasal dari jenis yang berbeda, namun terdapat kemiripan. Sama-sama menular melalui percikan droplet saat bersin dan bicara, permukaan benda yang sudah terkontaminasi virus, air liur, dan kontak fisik.

Penderita flu dan Covid-19 (Orang Tanpa Gejala) juga dapat sembuh sendiri tanpa obat khusus asal daya tahan tubuhnya bagus sehingga virusnya mati "ditelan" imun. Sebagaimana flu, kita pun dapat mencegah supaya tidak tertular Corona dengan jaga jarak. 

Hanya saja sudah ada vaksin untuk influenza dan virus ini dapat mati kena panas matahari, sementara virus Corona tidak.

Meski Corona lebih berbahaya dari flu (karena menyerang sistem pernapasan bawah) tapi kita tidak punya pilihan selain kembali keluar rumah. 

Hanya saja mungkin selama beberapa bulan masa adaptasi hidup berdampingan dengan Corona, anak-anak, lansia, dan orang berpenyakit berat harus mengurangi keluar rumah untuk hal yang tidak perlu, supaya risiko tertular tidak makin tinggi.

Maka mulai hari ini kita nyatakan siap hidup "berdamai" dengan Corona, dengan gaya hidup dan perilaku yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun