Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Didi Kempot di Lapangan Pingpong

5 Mei 2020   14:32 Diperbarui: 5 Mei 2020   14:44 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak KompasTV memberitakan tentang berpulangnya Didi Kempot ke Sang Khalik pada siaran pukul 08.00 pagi tadi, warga dusun berkumpul di lapangan pingpong dan membicarakan bahwa mereka kaget dan terkejut dengan kematian Didi Kempot yang tiba-tiba. Sementara anak dan cucu mereka bermain berlarian dan berkejaran sambil tertawa berteriak-teriak.

Apa mereka melakukan physical distancing saat membicarakan Didi Kempot? Tidak. Sehari-harinya memang tidak ada physical distancing, pun tanpa masker. 

Ngopo ndadak nganggo masker wong mung ngobrol karo tonggo (ngapain pake masker orang cuma ngobrol sama tetangga).

Dan beberapa saat kemudian ada yang warga yang memutar lagu Didi Kempot di ponsel miliknya. Pembicaraan mengenai Didi Kempot pun berlanjut. Mulai dari perdebatan apakah Didi Kempot kena serangan jantung atau sudah takdirnya mati hari ini, sampai pada obrolan tentang istri dan anak Didi Kempot, dan kenapa rumahnya terlihat biasa-biasa saja padahal dia penyanyi terkenal.

Didi Kempot memang tidak seperti almarhum Ashraf Sinclair dan mendiang Glenn Fredly yang punya lingkup pergaulan di kalangan selebritis dan musisi di kota metropolitan. 

Didi Kempot lebih ndeso. Selain karena dia tidak tinggal di Jakarta, Didi Kempot yang juga adik dari pelawak Mamiek Prakoso ini juga penyanyi campursari Jawa yang penggemarnya lebih banyak orang Jawa.

Tapi kalau penyanyi lagu-lagu Jawa dan penggemarnya hanya orang Jawa, kenapa semua media menayangkan berita duka ini sampai berjam-jam lamanya dengan narasumber langsung dari keluarga terdekat (kakak dan adik)?

Karena Didi Kempot pernah manggung di Suriname dan menggarap lagu di Belanda jadi dia termasuk penyanyi yang sudah "Go internasional". 

Pun presiden kita menyukai lagu-lagu Didi Kempot dan karena sobat ambyarnya (sebutan untuk penggemar Didi Kempot) gemar menggaungkan lagu-lagu Didi Kempot yang mewakili kesedihan mereka akan cinta dan patah hati di sosial media. Maka Didi Kempot pun jadi "fenomena" nasional. 

Didi Kempot memang sudah sejak 1996 menggeluti musik campursari di tanah air, tapi baru beberapa tahun belakangan namanya berkibar di kalangan anak muda. Terakhir, almarhum sukses menggalang dana miliaran rupiah untuk penanganan covid-19 lewat konser di rumah saja yang tayang di KompasTV.

Siang menjelang adzan Zuhur, warga di lapangan pingpong bubar. Mungkin karena matahari sudah semakin panas atau karena mereka ngantuk dengan perut keroncongan, entah. 

Tapi sebelum bubar ada warga yang berteriak, "Mbok dikirimi lagune."

Yang lain menjawab, "Engko bar Zuhur. Aku solat sik."

Selamat tinggal, Didi Kempot, semoga husnul khatimah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun