Disiplin tidak keluyuran dan pakai masker jika terpaksa harus keluar rumah. Jaga jarak dengan penjualnya kalau terpaksa harus ke warung untuk beli sabun dan cuci tangan segera setelah selesai belanja di tukang sayur. Mudah, kan? Mudah tapi suka malas dilakukan.
SARS-Cov2 adalah nama resmi dari virus Corona penyebab penyakit Covid-19 (coronavirus disease-2019).
Seorang ibu rumah tangga di Semarang yang kena Covid-19, dalam wawancara di televisi iNews, mengakui bahwa dia tidak langsung cuci tangan setelah selesai belanja dan dia menduga tertular virus Corona yang menempel di uang kembalian. Kalau ibu rumah tangga yang hanya di rumah saja bisa ketularan, apalagi yang suka keluyuran nongkrong di posko dan warung kopi.
Menurut ahli kesehatan masyarakat dari FKM UI, Hasbullah Thabrani, meledaknya kasus Covid-19 biasanya terjadi 3-6 bulan setelah masa puncak. Diperkirakan puncak Covid-19 di negeri ini terjadi pada pertengahan atau akhir Mei saat Lebaran dimana banyak masyarakat mudik ke kampung halaman.
Untung saja ASN, TNI/Polri dan karyawan BUMN sudah dilarang mudik. Tinggal mereka yang bekerja di sektor informal saja mungkin yang masih nekat mudik.
Jumlah penderita pada gelombang kedua, masih menurut Prof. Hasbullah Thabrani, akan lebih kecil dari gelombang pertama karena sudah banyak pasien sembuh tidak akan tertular lagi karena sudah kebal.
Namun menurut pakar epidemiologi Dicky Budiman pasien pada gelombang kedua bisa lebih banyak karena menyerang 90% orang yang belum pernah kena Corona.
Setiap wilayah berpotensi mengalami gelombang kedua selama obat dan vaksin Covid-19 belum ditemukan atau herd immunity belum terjadi. Herd immunity adalah situasi dimana sekelompok orang dalam suatu populasi kebal terhadap suatu penyakit. Bahkan setiap wilayah berpotensi mengalami gelombang ketiga jika obat, vaksin atau herd immunity tidak juga ditemukan.
Saat ini Lembaga Penelitian Biologi Molekuler Eijkman bekerjasama dengan PMI sedang mengembangkan plasma darah. Plasma darah dari pasien Covid-19 yang sudah sembuh akan dikembangkan menjadi serum antibodi yang membantu penyembuhan pasien yang masih sakit.Â
Lembaga Eijkman juga memakai 15 fasilitas pengolahan plasma milik PMI. Serum antibodi dari plasma darah ini dianggap efektif untuk membantu kekebalan seseorang terhadap virus Corona selama obat dan vaksinnya belum ditemukan.
Pemerintah sudah membuat rumah sakit darurat di Wisma Atlet Jakarta dan Pulau Galang, Kepri. Menghimbau warga untuk tidak pulang kampung.Â