Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

ODP dan PDP Berkurang, Warga Kumpul di Lapangan

19 April 2020   21:00 Diperbarui: 19 April 2020   20:52 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi membubarkan warga yang kumpul di lapangan Mungkid. Foto milik akun Twitter @iniMagelangku

Minggu sore ini banyak warga berkumpul di Lapangan Soepardi, Mungkid, Magelang. Entah lupa kalau sedang ada wabah atau sudah bosan di rumah, para warga itu asyik saja bersepeda, joging, duduk-duduk mengobrol, dan ada juga yang berkumpul bercengkerama diatas jok motor mereka. Sebagian memakai masker dan lebih banyak yang tidak bermasker.

Pata pedagang ikut berdatangan dan orang berbondong-bondong membeli dagangan mereka.

Padahal, menurut akun Twitter @iniMagelangku, pagi harinya polisi sudah membubarkan warga yang olahraga di lapangan yang sama. Sorenya warga kumpul lagi.

Warga ndablek yang kongkow dan olahraga di lapangan ini mungkin ada hubungannya dengan penurunan jumlah ODP dan PDP yang diumumkan Pemkab Magelang dimana pasien Covid-19 yang sembuh juga bertambah 16 orang menjadi total 76 pasien sembuh. 

Dengan mengetahui makin banyaknya pasien yang sembuh dan penurunan jumlah ODP dan PDP membuat mereka merasa aman keluar rumah untuk mengusir jenuh. Sebelumnya lapangan itu sepi, baru hari ini saja ramai kedatangan otsng sejak Covid-19 masuk ke Magelang.

Ramainya wsrga yang keluar rumah tidak terjadi di Magelang saja.

Kakak ipar saya yang bekerja di Jogya juga bercerita bahwa hari ini (Minggu) restoran-restoran dan pusat perbelanjaan di Kota Jogya sudah buka kembali setelah tutup selama dua pekan. Jalanan juga sudah ramai orang dan kendaraan, sudah tidak sepi seperti bulan lalu.

Padahal negeri ini sedang menghadapi ancaman gelombang kedua Corona kalau masyarakat tidak mematuhi pembatasan dari pemerintah. Masa puncak Covid-19 diperkirakan terjadi akhir Mei saat Lebaran dimana banyak orang nekat pulang kampung.

Repotnya, sekarang pemerintah dibilang lembek dan tidak tegas karena tidak memberlakukan lockdown, hanya pembatasan sosial. Tapi andai pemerintah galak, membuat aturan yang memaksa warga tetap di rumah, pasti banyak juga yang protes mengatakan otoriter dan tidak peduli pada rakyat yang harus keluar rumah untuk cari duit. 

Yah, serba repot memang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun