Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tips Supaya Naskah Diterima Penerbit

16 Desember 2018   17:44 Diperbarui: 16 Desember 2018   17:46 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Variasi Tokoh Dalam Cerita
Tokoh yang kita ciptakan juga tidak  selalu harus protagonis dan antagonis, jahat dan baik. Bisa juga tokoh abu-abu yang kadang baik kadang jahat. Atau tokoh yang kita ciptakan bisa humoris atau melankolis tokoh/karakter yang kita buat sebagai pelaku dalam cerita bisa bersifat melankolis alias baper, atau humoris alias si tokoh suka sekali bercanda walau kadang bercanda disaat yang tidak tepat. Bisa juga ramah tapi misterius.

Ciptakan karakter sekuat mungkin dengan membuat dialog yang mencerminkan karakter mereka. Bisa juga menceritakan secara naratif sifat-sifat para tokoh itu. Dengan kekuatan imajinasi, kita bahkan bisa menciptakan karakter yang bahkan kita sendiri sebal sama dia saking cengeng atau bebalnya.

Lakukan Riset dan Pengamatan
Riset perlu dilakukan untuk menunjang imajinasi kita. Misal kita akan menulis novel tentang seorang guru yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak didiknya. Anak didiknya itu banyak yang mati overdosis karena memakai narkoba. Maka sebelumnya kita cari info dulu, minimal melalui Google, bagaimana ciri-ciri orang yang sakaw, bagaimana mereka dapat narkoba untuk pertama kali sampai jadi pecandu. 

Kita tidak perlu menjadi pemakai narkoba betulan untuk menyelami kehidupan mereka. Cukup melalui bacaan, bertanya ke pusat rehabilitasi, konsultasi dengan humas kepolisian, dokter yang sering menangani pasien overdosis, dan psikolog. Ini yang namanya riset.

Demikian juga kalau kita akan menulis buku non-fiksi, riset pustaka atau wawancara juga perlu. Misal kita lulusan IPB jurusan pertanian mau menulis buku tentang agrobisnis padi. Kita harus tetap baca buku tentang varietas padi juga mengamati dan mewawancarai para petani. Ini supaya buku kita tidak hanya jadi buku teori seperti buku sekolah, tapi juga menginspirasi dan memberi wawasan bagi yang membaca.

Buat Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan naskah agar penerbit mengetahui garis besar cerita tanpa harus membaca seluruh naskah.

Buat ringkasan cerita dengan menceritakan karakter tokoh-tokoh utama, permasalahan dalam cerita yang disertai klimaks dan antiklimaksnya.
Panjang sinopsis yang ideal cukup dua atau tiga halaman saja.

Last but definitely not least. Penyegaran dibutuhkan jika kita sudah terlalu lama berkutat di satu naskah. Cara penyegaran ini adalah dengan menyimpan naskah kita rapat-rapat dan lakukan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan novel yang sedang kita buat, selama seminggu. Jangan baca, edit, dan menambahkan apapun kedalam naskah kita selama masa penyegaran.

Setelah seminggu berlalu, buka dan baca lagi naskah yang sebelumnya kita cuekin itu. Apa yang terjadi? Hehee, ternyata banyak kosakata yang kacau, dialog antar tokoh kurang, jalan cerita ngalor-ngidul, dan tanda baca berantakan.

Benahi deh naskahnya. Kalau sudah (mendekati) sempurna silahkan kirim ke penerbit yang diinginkan.

Catatan : Anda bisa juga mengirim naskah ke agen naskah. Agen mengumpulkan naskah dari penulis pemula dan akan menawarkannya ke banyak penerbit. Tapi tetap saja naskah kita harus layak sebelum dikirim ke agen naskah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun