Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tinggal di Tanah Surga, tapi Semuanya Harus Bayar

1 November 2023   15:59 Diperbarui: 1 November 2023   16:03 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, anakku. Dengan adanya kebijakan ini, orang akan belajar bahwa setiap tetes air memiliki nilai dan pentingnya. Mereka akan memikirkan dua kali sebelum membuang air dengan sembarangan atau menggunakan lebih dari yang mereka butuhkan. Kesadaran ini akan menginspirasi mereka untuk menjadi lebih bijak dalam mengelola air, bukan hanya untuk keberlanjutan hidup mereka, tapi juga untuk mewariskan tanah surga ini kepada generasi mendatang."

Setelah mendengar kata-kata bijak si Kakek, aku merasa terdorong untuk memahami dan menghargai pentingnya air dalam kehidupan sehari-hari. Mimpi ini bukan hanya sekadar khayalan belaka, melainkan sebuah pengalaman yang mengubah cara pandangku terhadap lingkungan dan sumber daya alam. Dalam ketenangan malam, aku bersyukur atas pelajaran berharga ini yang akan membimbingku menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab terhadap keberlangsungan surga yang kita tinggali ini.

"Perizinan penggunaan air tanah adalah langkah awal yang sangat penting, namun itu tidak cukup, anakku. Kita juga harus mendidik masyarakat tentang pentingnya konservasi air dan dampak dari penggunaan yang berlebihan. Pendidikan adalah kunci untuk mengubah perilaku manusia. Mereka harus memahami bahwa air bukanlah sumber daya tak terbatas."

"Bagaimana cara kita mendidik masyarakat, Kek?"

"Pendidikan harus dimulai sejak dini, di sekolah-sekolah dan melalui kampanye publik. Orang-orang harus tahu betapa berharganya setiap tetes air, dan bagaimana penggunaan yang berlebihan dapat merugikan lingkungan dan kehidupan mereka sendiri. Para pemimpin dan komunitas lokal juga harus terlibat aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang teknik penghematan air dan pentingnya memelihara sumber-sumber air bersih."

"Apakah ada harapan bahwa dengan pendidikan dan kebijakan perizinan, kita bisa mengubah perilaku manusia terkait penggunaan air?"

"Tentu saja, anakku. Tidak ada perubahan yang terjadi begitu saja, tetapi dengan pendidikan yang tepat dan kebijakan yang diterapkan secara konsisten, kita dapat menciptakan budaya kesadaran akan lingkungan dan penggunaan air yang bertanggung jawab. Orang-orang akan mulai menghargai air sebagai kebutuhan yang sangat penting dan bukan sebagai sesuatu yang bisa diambil dengan mudah."

Aku ingin bertanya lagi, mungkin ini sedikit lebih kritis dan juga mengganggu

Apa itu? Saut si kakek

Jika masyarakat harus memiliki izin untuk penggunaan air tanah, atau bahkan beralih ke air pam yang notabene kita harus membayar, bukankah ini adalah bisnis  yang dipaksakan ke masyarakat? Ketika masyarakat tidak memiliki izini bukankah mau tidak mau harus menggunakan pam?

Si kakek tersenyum lalu menjawab "Bisa iya dan tidak anakku, terkadang didalam negeri ini banyak sekali oknum yang menggunakan kekuasaannya untuk melancarkan bisnis kroni-kroninya sebenarnya kita bisa analisis arah kebijakannya kemana" "namun terkadang sebagai manusia kamu juga harus bijak anakku, setiap anugerah yang diberikan oleh alam harus dijaga dengan baik terkadang manusia itu sendiri yang merusak. Penggunaan berlebihan, mencemarkan lingkungan dan banyak lagi manusia yang kadang lalai"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun