Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fleksibilitas Menjadi Kunci Utama dalam Mewujudkan Konsep Merdeka Belajar

26 Mei 2023   15:06 Diperbarui: 26 Mei 2023   15:08 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

fleksibilitas Kurikulum Merdeka memberikan terobosan dalam proses pembelajaran dengan mengatasi kebosanan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat unik mereka. Dengan begitu, siswa dapat lebih antusias dan termotivasi dalam belajar, serta mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Kurikulum Merdeka Pada Keponakan Saya

Salah satu cerita yang menggambarkan keberhasilan Kurikulum Merdeka adalah kisah Yusuf keponakan saya, dia merupakan seorang siswa SMP yatim. Keadaan Yusuf menjadi lebih parah karena ibunya terpaksa merantau ke Jakarta untuk mencari nafkah, meninggalkan Yusuf tinggal seorang diri. Namun, melalui penerapan Kurikulum Merdeka, Yusuf menemukan dukungan yang luar biasa dari guru-gurunya dalam mewujudkan minat dan cita-citanya.

Yusuf adalah seorang siswa kelas 3 SMP yang memiliki minat dan ketertarikan dalam bidang permesinan. Dia mengungkapkan cita-citanya ingin menjadi "Content Creator Ilmu Permesinan dan Teknologi," keinginannya menarik perhatian guru-gurunya. Mereka tidak hanya memahami minat unik Yusuf, tetapi juga mendukung dan membimbing akan minatnya.

Ada Salah satu guru Yusuf yang terlibat dalam mendukung minat dan kegiatan Yusuf sebagai content creator. Bahkan, di sela-sela waktu istirahat, mereka belajar dan bekerja sama untuk membuat konten. Dalam hal ini, guru tersebut berperan sebagai pengarah dan mendukung Yusuf untuk mengeksplorasi minatnya dengan semangat.

Berkat fleksibilitas yang diberikan oleh Kurikulum Merdeka, Yusuf dapat belajar melalui konten di YouTube dan platform lainnya yang terkait dengan permesinan. Dia mengeksplorasi berbagai video tutorial dan pengetahuan yang tersedia secara online.

Yusuf yang sudah saya anggap sebagai adik sendiri, Yusuf juga kini sering mengunjungi bengkel di dekat rumah milik tetangga saya, atas arahan dan bimbingan dari saya. Melalui kunjungan ini saya harap, Yusuf memiliki kesempatan untuk belajar secara langsung di lingkungan yang relevan dengan minatnya.

Kisah Yusuf menunjukkan bagaimana Kurikulum Merdeka mampu menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Melalui dukungan guru dan kemungkinan belajar di luar lingkungan kelas, Yusuf dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan permesinan yang sesuai dengan minatnya. Dalam hal ini, Kurikulum Merdeka menjadi alat penting yang membantu Yusuf dalam menggapai cita-citanya dan mewujudkan potensinya.

Kesuksesan Yusuf dalam mencintai proses belajarnya menunjukkan betapa pentingnya peran guru sebagai ujung tombak Kurikulum. Dukungan dan bimbingan dari guru-guru yang peduli dan mendukung minat siswa dapat menjadi kunci keberhasilan implementasi kurikulum ini. Dengan adanya kesempatan untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri, siswa seperti Yusuf dapat merasa termotivasi, antusias, dan percaya diri dalam mengembangkan potensi mereka.

Peran Guru sebagai Co-Creator Kurikulum:

Dalam Kurikulum Merdeka, guru bukan hanya menjadi pengajar, tetapi juga berperan sebagai co-creator atau pendamping dalam proses pembelajaran. Mereka memiliki peran penting dalam mewujudkan visi kurikulum ini dengan menjadi pendamping dan pengarah bagi siswa.

Sebagai pendamping, guru berfungsi untuk mendukung dan membimbing siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Mereka membantu siswa memahami potensi mereka sendiri dan merencanakan langkah-langkah untuk mengembangkannya. Guru menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi siswa dalam mengikuti minat mereka, serta memberikan bimbingan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Selain itu, guru juga berperan sebagai pengarah dalam mengatasi perbedaan budaya dan karakteristik siswa. Kurikulum Merdeka mengakui keunikan setiap siswa, termasuk latar belakang budaya, minat, dan kebutuhan mereka. Guru menggunakan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang siswa untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung, di mana semua siswa merasa dihargai dan diakui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun