Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi salah satu sumber informasi utama bagi masyarakat.Â
Dalam konteks pemilihan presiden 2024 (Pemilu 2024), masyarakat cenderung mengambil kesimpulan atau menilai calon presiden berdasarkan akun media sosial yang dimiliki oleh mereka. padahal media sosial belum tentu dengan kebenarannya.
Dampak Pengaruh Media Sosial pada Masyarakat
Pertumbuhan pengguna media sosial
Pertumbuhan pesat pengguna media sosial dalam beberapa tahun terakhir telah mengubah cara masyarakat berinteraksi, berkomunikasi, dan mengakses informasi.Â
Jutaan orang menggunakan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube setiap harinya.Â
Keterlibatan yang tinggi di media sosial menciptakan ruang baru di mana informasi dapat dengan cepat disebarkan dan ide-ide dapat dengan mudah diungkapkan.
Peran media sosial sebagai sumber informasi utama
Media sosial telah menjadi sumber utama informasi bagi banyak orang. Berita dan konten politik sering kali disebarkan melalui platform media sosial, dan pengguna dapat dengan mudah mengaksesnya melalui berbagai akun dan halaman yang mereka ikuti.Â
Beberapa pengguna media sosial bahkan mengandalkan platform tersebut sebagai sumber berita utama mereka, menggantikan media tradisional seperti televisi, radio, atau surat kabar.
Efek filter bubble dan echo chamber dalam media sosial
Salah satu efek negatif yang dihasilkan oleh media sosial adalah fenomena filter bubble dan echo chamber. Filter bubble mengacu pada situasi di mana algoritma media sosial menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi dan kebiasaan pengguna.Â
Akibatnya, pengguna cenderung terjebak dalam gelembung informasi yang memverifikasi dan memperkuat pandangan mereka sendiri, sementara pandangan alternatif atau berbeda jarang muncul di feed mereka.
***
Echo chamber adalah fenomena di mana pengguna media sosial cenderung berkumpul dan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pandangan politik serupa.Â
Hal ini dapat mengakibatkan terbatasnya paparan terhadap perspektif yang beragam, dan memperkuat keyakinan dan sikap yang ada.
Dalam konteks politik, efek filter bubble dan echo chamber dapat menguatkan pemilih dalam penilaian mereka terhadap calon presiden berdasarkan akun media sosial yang mereka ikuti.
Peran Akun Media Sosial Calon Presiden dalam Penilaian Masyarakat
Mencerminkan citra dan kepribadian calon
Akun media sosial calon presiden sering kali menjadi wadah untuk memperlihatkan citra dan kepribadian mereka kepada masyarakat.Â
Melalui postingan, foto, video, dan interaksi dengan pengikut, calon presiden dapat menciptakan gambaran tentang diri mereka sendiri.Â
Mereka dapat menampilkan kepribadian yang menarik, keahlian, dan kualitas kepemimpinan yang ingin mereka proyeksikan kepada pemilih.
Membangun hubungan emosional antara calon dan pemilih
Dalam dunia politik, membangun hubungan emosional dengan pemilih sangat penting. Akun media sosial memungkinkan calon presiden untuk berinteraksi secara langsung dengan pemilih mereka.Â
Melalui komentar, pesan pribadi, atau tanggapan atas pertanyaan pengikut, calon dapat menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu-isu yang dihadapi oleh pemilih.Â
Hal ini dapat memicu emosi seperti kepercayaan, harapan, atau rasa memiliki yang mengarah pada ikatan emosional antara calon dan pemilih.
Menampilkan pandangan politik dan agenda calon
Akun media sosial calon presiden juga digunakan untuk menyampaikan pandangan politik dan agenda mereka kepada masyarakat.Â
Mereka dapat membagikan posisi mereka tentang isu-isu utama, merespons peristiwa penting, atau mengungkapkan komitmen mereka terhadap masalah tertentu.Â
Dengan cara ini, calon dapat memperkuat pesan politik mereka, mendapatkan dukungan dari pemilih yang sejalan dengan pandangan mereka, dan mungkin mempengaruhi sikap dan pendapat pemilih yang belum pasti.
Melalui kombinasi dari mencerminkan citra dan kepribadian calon, membangun hubungan emosional dengan pemilih, serta menampilkan pandangan politik dan agenda mereka, akun media sosial calon presiden dapat memainkan peran penting dalam mempengaruhi penilaian dan persepsi masyarakat terhadap mereka.Â
Alasan Masyarakat Menilai Calon Presiden dari Akun Media Sosialnya
Aksesibilitas dan keterbukaan calon
Salah satu alasan utama mengapa masyarakat cenderung menilai calon presiden dari akun media sosial mereka adalah aksesibilitas yang diberikan oleh platform tersebut.Â
Media sosial memungkinkan calon presiden untuk berkomunikasi secara langsung dengan pemilih tanpa adanya filter atau penyaringan dari pihak ketiga. Hal ini memberikan kesan keterbukaan dan transparansi, yang dapat meningkatkan kepercayaan dan keakraban antara calon dan pemilih.
Konten yang disampaikan secara langsung oleh calon
Dalam era media sosial, calon presiden memiliki kendali penuh atas konten yang mereka bagikan kepada pemilih. Mereka dapat memilih pesan yang ingin disampaikan, gaya komunikasi yang ingin digunakan, dan format konten yang paling efektif.Â
Dengan mengendalikan narasi mereka sendiri, calon dapat mempengaruhi bagaimana pemilih melihat dan menilai mereka sebagai seorang pemimpin.
Kesempatan untuk berinteraksi dengan calon
Akun media sosial calon presiden juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan mereka.Â
Melalui fitur komentar, polling, atau live streaming, pemilih dapat mengajukan pertanyaan, memberikan pendapat, atau menyampaikan kekhawatiran mereka kepada calon.Â
Interaksi ini menciptakan rasa partisipasi dan keterlibatan langsung, yang dapat mempengaruhi persepsi dan penilaian pemilih terhadap calon presiden.
Dengan aksesibilitas dan keterbukaan calon, konten yang disampaikan secara langsung, serta kesempatan untuk berinteraksi dengan calon, akun media sosial menjadi saluran yang penting dalam menilai calon presiden.Â
Media sosial memungkinkan masyarakat untuk memperoleh informasi terkini, mendengarkan langsung dari calon, dan merasakan keterlibatan yang lebih personal.Â
Dampak Penilaian dari Akun Media Sosial terhadap Proses Politik
Memperkuat polarisasi politik
Akun media sosial calon presiden dapat memperkuat polarisasi politik dalam masyarakat. Filter bubble dan echo chamber yang ada di media sosial cenderung menghadirkan konten yang sejalan dengan pandangan yang sudah ada.Â
Pemilih yang mengikuti akun media sosial calon yang sejalan dengan pandangan mereka cenderung mengkonsumsi konten yang memperkuat keyakinan mereka, sementara pandangan yang berbeda jarang muncul. Hal ini dapat mengakibatkan pemisahan antara kelompok-kelompok pemilih dan meningkatkan polarisasi politik.
Memengaruhi persepsi publik terhadap calon
Penilaian masyarakat terhadap calon presiden yang didasarkan pada akun media sosial juga dapat memengaruhi persepsi publik terhadap calon.Â
Konten yang disajikan di media sosial dapat mempengaruhi citra, narasi, dan kesan yang dibangun tentang seorang calon.Â
Jika konten tersebut berhasil meyakinkan pemilih, maka persepsi publik terhadap calon tersebut dapat terbentuk sesuai dengan apa yang disampaikan melalui media sosial.Â
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengaruh akun media sosial dalam membentuk opini dan pandangan masyarakat.
Mempengaruhi popularitas dan elektabilitas calon
Akun media sosial yang kuat dan aktif dapat berdampak langsung pada popularitas dan elektabilitas calon presiden. Dalam era digital, jumlah pengikut, like, komentar, dan berbagi konten dapat dianggap sebagai ukuran popularitas dan dukungan calon.Â
Semakin besar interaksi dan partisipasi masyarakat di media sosial terhadap calon, semakin besar pula peluang bagi calon untuk mendapatkan popularitas dan dukungan yang lebih luas.Â
Akibatnya, akun media sosial yang sukses dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi calon dalam proses politik.
Dampak penilaian dari akun media sosial terhadap proses politik harus diperhatikan dengan kritis. Meskipun media sosial dapat memberikan wadah untuk partisipasi dan dialog politik yang lebih luas, terlalu mengandalkan akun media sosial dalam menilai calon presiden dapat mengabaikan aspek-aspek penting lainnya seperti rekam jejak, kebijakan, dan pengalaman.Â
Pentingnya Kritis dalam Menilai Calon Presiden dari Akun Media Sosialnya
Meneliti validitas informasi yang disampaikan
Dalam menilai calon presiden dari akun media sosial, penting bagi masyarakat untuk menjadi kritis terhadap validitas informasi yang disampaikan.Â
Media sosial sering kali menjadi tempat di mana berita palsu, opini yang tidak terverifikasi, atau manipulasi informasi dapat dengan mudah menyebar.Â
Penting untuk memeriksa kebenaran informasi melalui sumber yang terpercaya, melakukan penelitian lebih lanjut, dan tidak sepenuhnya mengandalkan apa yang disampaikan melalui akun media sosial.
Memahami konteks media sosial dan politik
Masyarakat juga perlu memahami konteks media sosial dan politik saat menilai calon presiden dari akun media sosial. Media sosial memiliki batasan dan keterbatasan tertentu dalam menyajikan informasi.Â
Konten yang dipilih dan disajikan melalui akun media sosial dapat mengikuti narasi yang direncanakan, mengabaikan informasi yang bertentangan, atau memanfaatkan strategi pemasaran politik. Dengan memahami konteks tersebut, masyarakat dapat menginterpretasikan konten dengan lebih bijak dan kritis.
Membuka diri terhadap perspektif yang beragam
Penting bagi masyarakat untuk membuka diri terhadap perspektif yang beragam ketika menilai calon presiden dari akun media sosial. Filter bubble dan echo chamber dapat membuat kita terjebak dalam lingkaran informasi yang sejalan dengan pandangan yang sudah ada.Â
Oleh karena itu, penting untuk mencari informasi dari sumber yang beragam, mengikuti akun media sosial dengan sudut pandang yang berbeda, dan melibatkan diri dalam diskusi yang inklusif.Â
Dengan cara ini, masyarakat dapat mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif dan objektif tentang calon presiden.
Dalam menghadapi pengaruh akun media sosial terhadap penilaian calon presiden, kritis dalam memeriksa validitas informasi, memahami konteks media sosial dan politik, serta membuka diri terhadap perspektif yang beragam merupakan langkah penting.Â
Dengan sikap kritis, masyarakat dapat membuat keputusan politik yang lebih berdasarkan fakta, informasi yang akurat, dan pemahaman yang mendalam tentang calon presiden dan kebijakan yang mereka usung.
Kesimpulan: Masyarakat cenderung menilai calon presiden berdasarkan akun media sosial yang dimiliki oleh mereka karena pengaruh kuat dari media sosial dalam kehidupan sehari-hari.Â
Akun media sosial calon presiden dapat membentuk citra, membangun hubungan emosional, dan menyampaikan pandangan politik.Â
Namun, sebagai masyarakat yang cerdas harus tetap kritis dalam menilai calon dari akun media sosial, dengan memeriksa validitas informasi, memahami konteks media sosial dan politik, serta membuka diri terhadap perspektif yang beragam.Â
Dengan demikian, penilaian yang lebih berimbang dan mendalam dapat terbentuk, yang berpotensi memberikan kontribusi positif pada proses politik yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H