Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Kontenku Hasil Buatan ChatGPT

4 Maret 2023   09:52 Diperbarui: 4 Maret 2023   09:53 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ChatGPT, chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) bikinan OpenAI.(KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto)

Ketika saya sedang merenungkan ide-ide baru untuk membuat sebuah konten artikel. saya merasa kehabisan ide-ide dan tak tahu harus menulis apa lagi. Tiba-tiba, Saya menemukan sebuah platform bernama ChatGPT teknologi artificial intelligence disebuah ulasan salah satu Kompasianer. Karena penasaran, saya mencobanya dan hasilnya membuatnya saya terkejut.

Saya bisa mencari informasi apapun dengan ChatGPT yang hampir sangat akurat dan relevan dengan topik yang saya inginkan hanya dalam waktu yang singkat. Bahkan Bukan hanya Mencari Informasi ChatGPT Pun bisa membuat artikel hanya dengan sekejap dari Nol.  Akan tetapi dengan alasan etika jika kita Menyalin dan menempel hasil AI ChatGPT Menurut saya itu sama saja dengan Plagiat atau menjiplak hasil karya orang lain.

Namun salahkah jika menggunakan ChatGPT? Saya pikir penggunaan ChatGPT Sah-Sah saja jika itu hanya untuk mencari referensi dan ide. Saya pun melakukan hal yang sama ketika saya kehabisan ide. Namun sangat salah jika sebuah konten keseluruhan adalah hasil salin temple dari ChatGPT.

Sebelum saya melanjutakan cerita, saya ingin berbagi untuk teman-teman yang belum tahu ChatGPT, Jadi ChatGPT adalah teknologi kecerdasan buatan yang dilatih dengan algoritma machine learning untuk membangun model bahasa alami. ChatGPT didesain untuk memahami bahasa manusia, mengenali kata kunci, dan membuat jawaban yang sesuai dengan pertanyaan atau tugas yang diberikan.

Cara kerja ChatGPT cukup sederhana. Pertama, ChatGPT mempelajari jutaan dokumen dan teks dari berbagai sumber, seperti buku, artikel, website, dan dokumen lainnya. Selama proses pembelajaran ini, ChatGPT mempelajari tata bahasa, kosakata, dan konteks dalam setiap kalimat.

Setelah proses pembelajaran selesai, ChatGPT dapat digunakan untuk mencari informasi atau menjawab pertanyaan. Pengguna hanya perlu menuliskan pertanyaan atau kata kunci yang berkaitan dengan topik yang ingin dicari. ChatGPT kemudian akan menampilkan jawaban yang paling sesuai dengan pertanyaan atau kata kunci yang diberikan.

Dengan kemampuannya yang luar biasa, ChatGPT memiliki potensi besar untuk membantu penggunanya dalam mencari informasi dan membuat konten yang berkualitas. Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penggunaan ChatGPT harus dilakukan dengan etika dan bijaksana.

Setelah mengetahui apa itu ChatGPT dan cara kerjanya, saya mulai mempertimbangkan bagaimana teknologi ini bisa membantu dalam pembuatan konten. Saya mulai mencoba-coba ChatGPT dengan menuliskan beberapa pertanyaan dan kata kunci yang berkaitan dengan topik artikel yang ingin saya tulis.

Saya sangat terkesan dengan cara ChatGPT mencari informasi yang relevan. Teknologi ini mampu memfilter informasi dan menghasilkan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan atau kata kunci yang diberikan. Saya merasa tidak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam mencari informasi di internet, karena ChatGPT sudah memberikan informasi yang paling relevan dan akurat.

Tidak hanya itu, ChatGPT juga memiliki kemampuan untuk membuat konten baru. Saya terkejut saat ChatGPT menghasilkan beberapa kalimat yang sangat baik dan bisa digunakan sebagai awalan untuk sebuah artikel. Dalam beberapa kasus, ChatGPT bahkan mampu membuat seluruh paragraf atau artikel.

Kelebihan menggunakan ChatGPT dalam pembuatan konten cukup banyak. Selain dapat membantu pengguna dalam mencari informasi dan membuat konten, ChatGPT juga dapat membantu menghemat waktu dan tenaga. Pengguna tidak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari informasi atau ide.

Selain itu, ChatGPT juga dapat membantu pengguna yang kesulitan dalam menulis atau mengalami writer's block. Dengan kemampuan ChatGPT dalam menghasilkan konten baru, pengguna dapat menggunakan hasilnya sebagai inspirasi atau acuan dalam menulis konten.

Namun, seperti yang saya telah disebutkan sebelumnya, penggunaan ChatGPT harus tetap dilakukan dengan etika dan kehati-hatian. Pengguna tidak boleh meng-copy paste hasil ChatGPT secara langsung, karena itu sama saja dengan plagiarisme. Pengguna hanya boleh menggunakan hasil ChatGPT sebagai referensi atau acuan dalam membuat konten yang original.

Ketika menggunakan ChatGPT untuk membantu dalam pembuatan konten, ada hal yang harus diperhatikan terkait etika penggunaannya. Salah satunya adalah masalah plagiarisme.

Plagiarisme adalah tindakan menjiplak atau menyalin karya orang lain tanpa memberikan atribusi atau sumber yang jelas. Dalam konteks pembuatan konten, plagiarisme sangat tidak dianjurkan karena dapat merugikan orang yang membuat karya asli dan juga dapat merusak reputasi dari pembuat konten yang menyalin karya orang lain.

Penggunaan ChatGPT dalam pembuatan konten dapat memperbesar risiko plagiarisme jika pengguna hanya meng-copy paste hasil ChatGPT secara langsung. Ini akan merugikan orang yang membuat karya asli dan juga bisa mempengaruhi reputasi dari pembuat konten yang menggunakan hasil ChatGPT dengan tidak mencantumkan sumber aslinya.

Namun, penggunaan ChatGPT dalam pembuatan konten tidak selalu menjadi sumber plagiarisme. Pengguna bisa menggunakan hasil ChatGPT sebagai inspirasi atau acuan dalam membuat konten yang original dan kreatif. Contohnya, pengguna dapat menggunakan hasil ChatGPT sebagai referensi dalam melakukan riset, lalu mengembangkan ide-ide mereka sendiri untuk menciptakan konten yang original dan unik.

Terakhir, Dalam menggunakan ChatGPT, pengguna harus memperhatikan etika penggunaannya. Penggunaan ChatGPT hanya untuk mencari referensi atau ide sangatlah sah, namun pengguna tidak boleh hanya menyalin dan menempel hasil ChatGPT secara langsung.

Penggunaan ChatGPT yang etis dalam pembuatan konten adalah dengan menggunakan hasil ChatGPT sebagai inspirasi atau acuan untuk menciptakan konten yang original dan kreatif. Selain itu, pengguna juga harus mencantumkan sumber asli dari informasi yang diambil dari internet atau hasil ChatGPT.

Dengan menggunakan ChatGPT dengan etika yang benar, saya harap kita dapat menciptakan konten yang lebih berkualitas, tetap orisinil dan bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, saya juga menyarankan untuk menggunakan ChatGPT dengan bijak dan bertanggung jawab, sehingga konten yang dihasilkan bisa bermanfaat bagi banyak orang dan tetap mempertahankan integritas dan kualitas konten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun