Sentani -- Guna mendukung pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Jayapura pada umumnya dan khususnya di Danau Sentani, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura melalui Dinas Perhubungan (Dishub) berencana membangun dermaga beton di Kampung Abar, Distrik Ebungfau Kabupaten Jayapura-Papua.
Sebagaimana ditetapkan oleh Pemkab Jayapura, Kampung Abar merupakan salah satu kampung destinasi wisata dari 5 kampung destinasi yang ada. Kampung Abar menjadi destinasi wisata karena, di 193 kampung dan 5 kelurahan di daerah ini, hanya di Kampung Abar saja terdapat bahan baku dan gerabah.
Bahan baku gerabah, tetapi juga pernak-pernik dan perabotan yang dibuat dari gerabah oleh masyarakat setempat memiliki keunikan tersendiri yang daripada keunikan itulah membuat Kampung Abar menjadi salah satu kampung tujuan dari para wisatawan, baik wisatawan lokal, nasional, manca negara hingga wisatawan berskala internasional.
Melihat peluang pengembangan kepariwisataan itu, pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura tergerak membangun dermaga beton di Kampung Abar. Agar kedepan, dengan hadirnya dermaga tersebut dapat memberikan dampak positif dalam rangkah pengembangan Kampung Abar sebagai kampung wisata.
Pembangunan dermaga itu sendiri di mulai dengan penancapan tiang pancang utama, yang seremonialnya berlangsung, Kamis (15/09) di Kampung Abar, Distrik Ebungfau dengan disaksikan oleh semua pihak, baik pihak adat, gereja, pemerintah, dan seluruh stakeholder masyarakat kampung.
Dalam prosesi pencanangan pembangunan dermaga, Ondoafi Kampung Abar, Korneles Doyapo melalui salah satu kepala suku yakni, Naftali Felle atas nama Adat, Agama dan Pemerintah mengatakan, penancapan tiang pertama tanda dimulainya rehabilitasi pembangunan dermaga kampung Abar, Distrik Ebungfauw ini dilakukan atas persetujuan semua para pihak.
"Atas nama Adat, Gereja, Pemerintah dan seluruh masyarakat kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura, yang mana melalui Dinas Perhubungan dapat memperhatikan kampung kami dengan pembangunan dermaga beton," ucapnya.
Dirinya menyebut, bahwa dari 23 kampung yang ada di pelataran Danau Sentani, Kampung Abar dianggap sebagai kampung yang kecil dan terbelakang. Kendati demikian, perlahan-lahan image atau anggapan orang tersebut dapat terbantahkan dengan masuknya berbagai jenis pembangunan yang membuat perubahan-perubahan luar biasa.
"Setiap tahun ada pembangunan berlanjut di Kampung Abar, itu bukan karena kuat dan hebatnya kami, tetapi semata-mata itu adalah anugerah dari Tuhan, seperti kata Firman Tuhan, bahwa yang terbelakang akan menjadi yang terdepan. Perlahan-lahan Kampung Abar mulai berkembang maju, begitu banyak pembangunan sehingga Abar kian terkenal tingkat nasional bahkan dimata internasional," pungkasnya
Dikatakan, pihaknya mewakili adat, gereja dan pemerintah, dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa Pencipta Khalik Langit dan Bumi, disaksikan oleh seluruh pemangku kepentingan di kampung, serta seluruh masyarakat menjadi saksi pertanda dimulainya pembangunan rehabilitasi dermaga Kampung Abar Distrik Ebungfauw.
Sementara itu, Bupati Jayapura melalui Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura, Alfons Awoitauw, S.IP, MKP mengatakan, potensi pariwisata di Kabupaten Jayapura sangat menjanjikan. Sehingga dari potensi itu sejumlah kampung telah ditetapkan menjadi kampung wisata. Untuk menunjang, maka dibutuhkan ketersediaan infrastruktur, salah satunya adalah jembatan atau tambatan perahu.
"Sebagai Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura dari kepemimpinan saya yang kurang lebih lima tahun, ada berapa terobosan pembangunan infrastruktur yang kita lakukan terkait dengan layanan infrastruktur dasar terutama di sektor perhubungan," sebut mantan Kepala Distrik Sentani ini.
Menurutnya, ada dua hal yang hendak disampaikan pertama, pada saat Musrembang semua orang mengatakan butuh pembangunan tapi faktanya begitu pembangunan tiba ada banyak orang yang lakukan protes. Tetapi untuk Kampung Abar, dirinya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang bisa dari awal benar benar menterjemahkan apa yang dimaksud dengan menerima perubahan ini sebagai bagian dari merubah semua hal yang berkaitan dengan kondisi wilayah ini.
Kedua, terima kasih juga kepada konsultan, pengawas dan pekerja yang bekerja dengan susah paya mendatangkan peralatan kerja untu sampai disini. Papua ini hanya dibangun dengan hati tidak dengan cara lain, kalau ada cara lain itu agak susah. Oleh sebab itu, pekerja yang kerja disini dengan berbagai latar belakang suku agama dan juga ras ini bisa menyesuaikan untuk menyelesaikan pembangunan dermaga.
"Kalau ada koreksi harap diterima karena itu bagian yang penting untuk kita kerjasama. Hal yang tidak bisa dikerjakan secara administrasi agar dikomuniksikan lebih awal, begitu sebaliknya kalau ada hal yang terganjal di masyarakat di komunikasikan juga karena disini ada struktur untuk menyelesaikan, ada pemerintah, gereja dan adat, sehingga teman-teman bekerja di lapangan tidak terlalu sulit, yang sulit adalah ketika kita menutup diri," ungkapnya.(YFT))
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H