Suasana ramai seperti biasa di hari kerja, kamis 14 Maret 2024 tepatnya. Saat itu saya duduk di kafe Nerro yang ada di dalam perpustakaan Laidlaw, University of Leeds.
Benar, di Inggris perpustakaan biasanya memiliki kafe atau rumah kopi dari berbagai merek. Mungkin tujuannya untuk memberi kenyamanan bagi para pecinta kopi dalam belajar.
Siang itu saya baru selesai pertemuan dengan dosen pembimbing untuk menerima kritik mereka terhadap penelitian yang sementara saya kerjakan. Kepala pusing, saya ajak istri dan anak untuk pergi jalan-jalan.Â
Sudah sejak lama kami ingin pergi ke Halifax. Saya dan anak saya sudah pernah pergi ke sana, tapi istri saya belum. Saya ingat di sana beberapa lokasi unik yang bisa jadi kenangan berharga sebelum nanti kami kembali ke Indonesia.
Jadilah kami berangkat ke Halifax. Kota itu masih satu provinsi dengan kota Leeds yang kami tinggali. Provinsi West Yorkshire (Yorkshire Barat) namanya.Â
Dengan berbekal tiket harian untuk yang berkelompok sampai 5 orang, kami naik bus FirstBus ke Halifax. Lama perjalanannya 1 jam lebih.
Halifax adalah sebuah kota gereja besar dan industri di Borough Metropolitan Calderdale, West Yorkshire, Inggris. Kota ini terletak dekat kaki bukit timur Pennine. Pada abad ke-15, kota ini menjadi pusat ekonomi dari West Riding lama di Yorkshire, terutama dalam pembuatan wol dengan lapangan Piece Hall besar yang kemudian dibangun untuk perdagangan wol di pusat kota.Â
Kota ini merupakan kota pabrik yang berkembang pesat selama Revolusi Industri dengan bangunan pabrik Dean Clough Mill sebagai landmark yang masih berdiri. Pada tahun 2011, kota ini memiliki populasi sebanyak 88,134 orang. Kota ini juga merupakan pusat administrasi dari Borough Metropolitan Calderdale yang lebih luas.
Halifax terkenal akan gilotinnya, bentuk awal dari guillotine yang digunakan untuk mengeksekusi penjahat dengan pemenggalan, yang terakhir digunakan pada tahun 1650. Replika telah didirikan di lokasi asli di Gibbet Street. Bilah aslinya dipajang di Museum Bankfield.Â
Hukuman di Halifax terkenal keras, seperti diingat dalam Litani Pengemis oleh penyair John Taylor (1580--1654), doa yang teksnya termasuk "Dari Hull, dari Halifax, dari Neraka, begitulah, Dari ketiga tempat ini, Ya Tuhan, lindungilah kami."
Kekayaan kota ini di abad ke-19 berasal dari industri kapas, wol, dan karpet dan seperti kebanyakan kota lainnya di Yorkshire, memiliki sejumlah besar pabrik tenun banyak di antaranya telah hilang atau dikonversi untuk penggunaan alternatif.
Piece Hall, Pasar Pakaian sejak 245 tahun yang lalu
Tiba di Halifax, kami sempatkan untuk jalan-jalan di sekitar pusat kota. Sambil menuju ke lokasi yang menurut saya paling unik,di sana yaitu The Piece Hall.
Piece Hall di Halifax berdiri sebagai bukti luar biasa dari perpaduan perdagangan, budaya, dan kehidupan komunitas dari abad ke-18 hingga saat ini. Dibuka pada Hari Tahun Baru 1779, awalnya berfungsi sebagai pasar untuk penjualan "potongan" kain wol, bagian vital dari ekonomi lokal selama periode tersebut. Konstruksinya, yang dibiayai melalui langganan, mencerminkan investasi kolektif komunitas dalam pusat komersial ini.
Desain Piece Hall, yang menyesuaikan dengan tanah yang miring, menampilkan solusi arsitektural yang unik, menghasilkan sebuah kuadran besar dengan berbagai tingkat dan gaya khas: The Arcade, The Rustic, dan The Colonnade. Desain ini tidak hanya memfasilitasi perdagangan kain tetapi juga menciptakan ruang yang dapat menampung pertemuan sosial dan, kemudian, berbagai pasar lainnya.
Transisi Piece Hall selama bertahun-tahun, dari pasar kain menjadi tempat pertemuan sosial dan kemudian pasar grosir untuk ikan, buah, dan sayuran, sebelum menjadi pusat budaya dan komersial seperti saat ini, menggambarkan kemampuan adaptasi dan ketahanan bangunan bersejarah ini.Â
Penting untuk dicatat bahwa Piece Hall adalah satu-satunya aula kain di Yorkshire yang masih bertahan dengan sebagian besar strukturnya asli, menjadikannya ikon unik dari sejarah tekstil Yorkshire.
Hari ini, Piece Hall adalah tempat yang semarak untuk toko-toko independen, bar, kafe, dan restoran, dikelilingi oleh halaman bersejarahnya yang berfungsi sebagai pengaturan yang spektakuler untuk musik live, tarian, film, dan berbagai acara.Â
Evolusi dari ruang yang murni komersial menjadi pusat budaya dan komunitas mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam masyarakat dan ekonomi selama berabad-abad, sambil juga melestarikan warisan era Georgia di Halifax. Piece Hall, dengan sejarah kaya dan peran berkelanjutan dalam komunitas, terus menjadi simbol dari perpaduan nilai-nilai bisnis, seni, dan komunitas.
Setelah puas kami berfoto di Piece Hall, kami pun pergi mencari makan siang lokal di sekitar Halifax. Lalu memutuskan untuk pulang.
Hari itu kami hanya beberapa jam kami di Halifax, tapi meninggalkan kesan yang berharga. Betapa pentingnya kita menjaga warisan budaya masa lalu di daerah kita agar kita tetap punya sesuatu yang menarik untuk ditawarkan ke dunia luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H