Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Keri Hulme dan Jejak Literasi Selandia Baru di Panggung Dunia

9 Maret 2024   03:03 Diperbarui: 9 Maret 2024   03:06 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keri Hulme, seorang penulis asal Selandia Baru, telah meninggalkan jejak yang tidak terhapuskan dalam kanon sastra dunia dengan karyanya yang paling terkenal, "The Bone People." Buku ini, yang meraih Booker Prize pada tahun 1985, adalah contoh kuat dari bagaimana literatur dapat memperkaya pemahaman kita tentang identitas, budaya, dan hubungan manusia. 

Kehadiran Hulme dalam sastra tidak hanya penting bagi Selandia Baru tapi juga bagi pembaca global, termasuk di Indonesia. Melalui artikel ini, kita akan menjelajahi kenapa Keri Hulme dan karyanya begitu terkenal dan mengapa orang Indonesia perlu belajar tentangnya.

Menelusuri Akar: "The Bone People"

"The Bone People" adalah novel yang berani dan inovatif, mengeksplorasi kedalaman hubungan antara tiga karakter utama yang sangat berbeda, masing-masing membawa latar belakang dan trauma yang kompleks. Novel ini berlatar di Selandia Baru dan menggali tema-tema seperti isolasi, penyembuhan, dan identitas budaya, terutama melalui lensa Maori, warisan asli Selandia Baru.

Melalui narasi yang unik dan gaya penulisan yang eksperimental, Hulme memperkenalkan pembaca kepada suatu dunia di mana kekerasan dan kasih sayang, kehancuran dan penciptaan, berdampingan dalam sebuah harmoni yang rapuh.

Mengapa Keri Hulme Penting?

Pentingnya Keri Hulme dalam sastra tidak hanya terletak pada pencapaiannya yang memenangkan penghargaan tetapi juga pada bagaimana dia memperluas batasan naratif dan budaya dalam literatur. "The Bone People" mengundang pembaca untuk mempertanyakan dan merenungkan tentang apa artinya menjadi manusia dalam konteks yang lebih luas dari keluarga, komunitas, dan budaya. 

Untuk pembaca Indonesia, mengenal karya Hulme berarti membuka diri terhadap perspektif baru dan memahami dinamika sosial-budaya yang mungkin berbeda, namun pada intinya menyentuh isu-isu universal tentang identitas dan kemanusiaan.

Relevansi bagi Pembaca Indonesia

Indonesia, dengan keragaman etnis dan budayanya yang kaya, dapat mengambil pelajaran berharga dari karya Hulme. 

Pertama, adalah penghargaan terhadap keberagaman dan kompleksitas identitas budaya. "The Bone People" menunjukkan bagaimana budaya dan warisan mempengaruhi interaksi manusia dan bagaimana pemahaman dan pengakuan terhadap perbedaan ini dapat memperkuat hubungan antarmanusia. 

Kedua, novel ini membuka diskusi tentang isu-isu seperti kekerasan dalam rumah tangga, isolasi sosial, dan proses penyembuhan, yang semua relevan dalam konteks sosial Indonesia.

Foto Keri Hulme. Sumber: waateanews.com
Foto Keri Hulme. Sumber: waateanews.com

Dialog Budaya dan Literasi

Mempelajari karya Hulme memungkinkan dialog antara budaya-budaya yang mungkin terasa jauh tetapi sebenarnya memiliki banyak kesamaan dalam hal tantangan sosial dan pertanyaan eksistensial yang dihadapi. 

Melalui dialog ini, pembaca di Indonesia dapat memperkaya pemahaman mereka tentang dunia, menambah perspektif dalam melihat masalah sosial di sekitar mereka, dan menemukan inspirasi dalam cara-cara baru untuk mengatasi masalah tersebut.

Kesimpulan

Keri Hulme, melalui "The Bone People" dan karya-karya lainnya, mengajarkan kita pentingnya memahami dan merayakan keragaman manusia. Bagi pembaca di Indonesia, karyanya menawarkan kesempatan untuk menjelajahi isu-isu kompleks tentang identitas, hubungan, dan penyembuhan dalam konteks yang mungkin tidak familiar namun sangat relevan. 

Dalam sebuah era globalisasi, di mana pemahaman lintas budaya menjadi semakin penting, karya Hulme menjadi jendela untuk memperluas horizon kita dan memperdalam empati kita terhadap sesama. Keri Hulme bukan hanya seorang penulis dari Selandia Baru; dia adalah seorang penjuru dunia dalam literatur, mengajak kita semua untuk melihat lebih dalam lagi ke dalam diri kita sendiri dan masyarakat di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun