Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Produktivitas Meneliti berdasarkan Nilai yang Dianut

13 Februari 2024   20:22 Diperbarui: 13 Februari 2024   21:35 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perjalangan menuju produktivitas dan kesuksesan, pemahaman mendalam tentang identitas dan nilai diri menjadi fondasi yang kuat. Setiap individu, terlebih lagi mereka yang berkecimpung dalam dunia penelitian dan pengembangan, menghadapi tantangan untuk tetap terinspirasi dan produktif di tengah kepadatan aktivitas. 

Kunci untuk menjaga arah dan fokus terletak pada kemampuan untuk mengutamakan hal-hal yang benar-benar penting, sebuah prinsip yang tidak hanya menuntun kita dalam membuat keputusan cepat sehari-hari tapi juga dalam merumuskan tujuan yang menginspirasi aksi nyata.

Para peneliti produktif di seluruh dunia telah menunjukkan bagaimana nilai-nilai pribadi mereka bukan sekadar menjadi landasan teoretis, tapi juga prinsip operasional yang membimbing mereka dalam mengambil keputusan penting dan strategis. 

Melalui wawancara dengan berbagai peneliti terkemuka, Mark S. Reed mengungkapkan dalam bukunya "The Productive Researcher," bahwa mereka yang berhasil mencapai puncak prestasi dalam disiplin ilmu mereka adalah mereka yang dapat mengutamakan dengan tunggal hati. Ini tidak berarti mereka mengesampingkan kepentingan orang lain, melainkan sebaliknya, mereka sangat memperhatikan nilai-nilai seperti kerendahan hati dan kepercayaan.

Kerendahan hati dan kepercayaan, dua nilai yang sering disebut-sebut oleh peneliti sukses, menjadi kunci dalam membangun hubungan kerja yang efektif dan produktif. 

Mereka tidak hanya mampu menerima kritik dan saran dengan lapang dada tapi juga memberdayakan dan mempercayai rekan kerja mereka untuk berkontribusi secara maksimal. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif, di mana setiap anggota tim merasa dihargai dan penting, tidak peduli posisi atau statusnya.

Salah satu contoh yang menginspirasi datang dari Frede Blaabjerg, seorang profesor di bidang Elektronika Daya di Universitas Aalborg, Denmark. Dengan lebih dari 1000 publikasi dan hampir 60.000 kutipan, Blaabjerg tidak hanya dikenal karena prestasinya yang luar biasa tapi juga karena sikapnya yang rendah hati dan pendekatannya yang inklusif terhadap semua orang, tidak terkecuali mahasiswa PhD atau profesor lainnya.

Konsep mengutamakan berbasis nilai ini tidak hanya relevan dalam konteks akademis tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengidentifikasi nilai-nilai yang kita pegang teguh, kita dapat menetapkan tujuan yang tidak hanya menginspirasi kita untuk bertindak tapi juga bertahan lama dan konsisten dengan jati diri kita. 

Ini berarti, alih-alih mengejar produktivitas sebagai tujuan akhir, kita menjadikan produktivitas sebagai hasil sampingan dari pengejaran tujuan berbasis nilai.

Untuk menerjemahkan nilai-nilai ini menjadi tujuan yang konkret dan terukur, kita dapat menggunakan pendekatan SMART (Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Relevan, dan Terbatas Waktu). 

Langkah ini membantu kita tidak hanya dalam merumuskan tujuan yang jelas dan terarah tapi juga dalam membuat rencana aksi yang praktis untuk mencapainya. 

Misalnya, jika kerendahan hati dan kepercayaan adalah dua nilai inti kita, tujuan kita mungkin berkisar pada membangun hubungan kerja yang lebih kolaboratif atau mengembangkan keterampilan mendengarkan yang lebih baik untuk memahami dan mendukung rekan kerja.

Pada akhirnya, menjadi seorang yang mengutamakan dengan tunggal hati bukan hanya tentang mengejar kesuksesan individual tapi juga tentang membangun kesuksesan bersama melalui kolaborasi, kepercayaan, dan kerendahan hati. Ini bukan hanya membuat kita lebih produktif sebagai individu tapi juga membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan mendukung, di mana setiap orang merasa dihargai dan berkontribusi.

Melalui praktik ini, kita belajar bahwa mendengarkan dengan empati, mempercayai rekan kerja, dan memprioritaskan tugas-tugas yang sejalan dengan nilai inti kita bukan hanya meningkatkan efisiensi kerja tapi juga memperkuat hubungan interpersonal dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Dengan demikian, mengutamakan berbasis nilai bukan hanya strategi untuk mencapai produktivitas tapi juga untuk membangun kehidupan kerja yang lebih berarti dan memuaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun