Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Orang Sulit untuk Gagal dengan Baik?

7 Februari 2024   10:30 Diperbarui: 7 Februari 2024   10:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang menuntut kesempurnaan dan keberhasilan, gagal seringkali dilihat sebagai aib atau kelemahan. Namun, kegagalan adalah bagian tidak terpisahkan dari proses pembelajaran dan inovasi. 

Mengapa, meskipun sangat penting, kita masih kesulitan untuk "gagal dengan baik"?

Aversi terhadap Kegagalan

Aversi kita terhadap kegagalan bersumber dari respons emosional instingtif. Kita dihadapkan pada rasa sakit yang mengejutkan dari kegagalan, bahkan dalam skala kecil sekalipun. 

Hal ini diperburuk oleh "bias negatifitas" yang kita miliki, di mana kita cenderung memproses dan mengingat informasi negatif lebih dari yang positif. Dalam konteks evolusioner, sensitivitas ini mungkin memberikan keuntungan bertahan hidup, namun dalam konteks modern, hal ini sering kali menghalangi pembelajaran dan perkembangan pribadi.

Kebingungan tentang Kegagalan

Kebingungan muncul dari kurangnya kerangka kerja praktis untuk membedakan jenis-jenis kegagalan. Tanpa pemahaman yang jelas, sulit untuk melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar. Menambah kompleksitas, budaya dan sistem yang ada sering kali tidak mendukung distingsi antara kegagalan yang berbeda, membuat individu dan organisasi berjuang untuk menavigasi kesalahan mereka dengan cara yang produktif.

Ketakutan akan Stigma Kegagalan

Ketakutan mungkin merupakan penghalang terbesar untuk gagal dengan baik. 

Stigma sosial yang terkait dengan kegagalan menciptakan ketakutan akan penolakan dan penghakiman dari orang lain. 

Ini tidak hanya menghambat individu dari mengambil risiko tetapi juga mencegah mereka dari berbicara tentang dan belajar dari kegagalan mereka. Dalam banyak kasus, ketakutan akan kegagalan lebih parah daripada kegagalan itu sendiri.

Belajar dari Praktisi Kegagalan Elite

Dengan memahami bagaimana individu dan tim di bidang yang sangat menuntut---seperti pembedahan jantung terbuka atau olahraga profesional---mengelola dan belajar dari kegagalan, kita bisa mendapatkan wawasan berharga. Kesuksesan dalam konteks ini seringkali dibangun di atas serangkaian kegagalan yang dipahami, dianalisis, dan diatasi. Pendekatan mereka menawarkan pelajaran tentang bagaimana kegagalan bisa dijadikan dasar untuk pencapaian yang lebih besar.

Mengatasi Aversi, Kebingungan, dan Ketakutan

Mengatasi tantangan ini membutuhkan perubahan cara kita memandang kegagalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun