Menulis, bagi banyak orang, adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan dan kepuasan. Salah satu aspek kunci dari perjalanan ini adalah menemukan keseimbangan antara disiplin dan produktivitas.Â
Disiplin sering kali dianggap sebagai unsur penting untuk sukses dalam menulis, namun cara kita mendefinisikan dan menerapkan disiplin ini dapat sangat bervariasi dan memiliki dampak signifikan terhadap kreativitas dan output kita.
Dalam konteks ini, pandangan Victoria Nelson dalam bukunya "Writer's Block and How to Use It", tentang disiplin dan produktivitas menawarkan sebuah perspektif yang menarik dan mungkin berbeda dari pemahaman tradisional.Â
Dia mengajukan bahwa pendekatan yang lebih lembut dan lebih menghormati proses kreatif bisa lebih efektif daripada menerapkan aturan yang ketat dan menekankan diri sendiri. Ini menantang konsep konvensional tentang disiplin sebagai sebuah regimen yang keras dan tidak fleksibel.
Nelson juga mengeksplorasi ide bahwa produktivitas tidak selalu berarti menghasilkan jumlah kata yang banyak atau memenuhi target harian yang ketat. Sebaliknya, dia menyarankan bahwa produktivitas yang sehat dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, di mana penulis merasa dihormati dan nilai pekerjaan mereka diakui.
Pendekatan Nelson ini sangat penting, terutama dalam konteks modern di mana penekanan pada output yang cepat dan efisien sering kali mengabaikan pentingnya proses kreatif itu sendiri.Â
Dengan memahami pandangannya, kita dapat membuka diskusi tentang bagaimana penulis dapat menemukan keseimbangan yang tepat untuk mereka, yang menghormati kebutuhan kreatif dan emosional mereka sambil tetap mempertahankan tingkat produktivitas yang memuaskan.
Dalam bukunya "Writer's Block and How to Use It," Victoria Nelson membahas konsep disiplin dan produktivitas dengan cara yang berbeda dari pandangan tradisional. Baginya, disiplin dan produktivitas dalam menulis bukan tentang menerapkan aturan yang ketat atau memaksa diri sendiri untuk menulis dalam jumlah atau waktu tertentu.Â
Sebaliknya, ia menekankan pentingnya menciptakan kondisi yang penuh kelembutan dan rasa hormat terhadap proses kreatif.
# Disiplin sebagai Alat Bukan sebagai Hukuman
Nelson berpendapat bahwa disiplin harus diperoleh, tetapi tidak boleh disalahgunakan sebagai alasan untuk membenci diri sendiri. Disiplin sejati dalam kreativitas -- dan produktivitas yang dihasilkan -- berkembang dalam kondisi yang lembut dan menghormati proses kreatif itu sendiri. Hal ini berarti bahwa penulis harus menemukan keseimbangan antara bekerja keras dan memberi ruang untuk beristirahat dan merefleksikan pekerjaan mereka.
#Produktivitas yang Bersumber dari Hubungan Positif
Nelson juga menekankan bahwa kondisi kreativitas tidak sama dengan hasilnya. Dengan kata lain, mencintai diri sendiri dan proses kreatif tidak selalu berarti menghasilkan karya yang optimis atau ceria. Karya seni yang suram atau putus asa juga bisa lahir dari hubungan yang positif antara kesadaran dan bawah sadar dalam psike artis.
#Mengatasi Siklus Negatif
Menurut Nelson, sikap terlalu keras pada diri sendiri sering kali menyebabkan siklus negatif dalam kreativitas. Misalnya, upaya untuk memaksakan diri sendiri dalam rezim penulisan yang ketat sering kali berujung pada kebalikannya: tidak menulis sama sekali. Ini mirip dengan fenomena diet dan makan berlebih, di mana sikap ekstrem terhadap makanan menghasilkan respons yang berlawanan.Â
Nelson menyarankan agar penulis mengadopsi pendekatan yang lebih sehat dan seimbang terhadap penulisan, menghindari ekstremisme baik dalam ketidakaktifan maupun dalam tekanan berlebih terhadap diri sendiri.
#Kesimpulan
Dari perspektif Nelson, disiplin dan produktivitas dalam menulis lebih berkaitan dengan memahami dan menghormati proses kreatif daripada memaksakan batasan atau target yang tidak realistis. Mengakui dan merespons kebutuhan emosional dan kreatif kita sebagai penulis dapat membantu dalam menciptakan karya yang bermakna dan memuaskan, serta membantu kita menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H