Memahami: Penulis menunjukkan pemahaman tentang keterbatasan ChatGPT, termasuk ketidakmampuannya untuk mengakses data setelah tahun 2021, kecenderungan untuk menghasilkan 'halusinasi AI' (informasi yang dibuat-buat), dan potensi bias karena proses pelatihannya.
Menerapkan: Artikel ini menerapkan konsep-konsep ini dengan melakukan evaluasi praktis terhadap ChatGPT. Termasuk tes di mana ChatGPT digunakan untuk menjawab pertanyaan studi, mengutip literatur, dan merangkum temuan ilmiah dari meta-analisis terkini.
Menganalisis: Para penulis secara kritis menganalisis output ChatGPT, mengidentifikasi ketidakakuratan, formulasi yang samar, dan jawaban yang dibuat-buat. Mereka juga mendiskusikan implikasi etis dan potensi bias dalam tanggapan ChatGPT.
Menilai: Artikel tersebut mengevaluasi kinerja ChatGPT dan menyimpulkan bahwa meskipun dapat menghasilkan teks berkualitas tinggi dan membantu merangkum informasi, saat ini terbatas dalam menginterpretasikan data, menjawab pertanyaan ilmiah secara akurat, dan tidak dapat diandalkan untuk pencarian literatur atau pengutipan sumber yang akurat.
Mencipta: Para penulis menyarankan perbaikan dan aplikasi masa depan model bahasa AI dalam penelitian. Mereka menganjurkan diskusi terbuka di dalam komunitas penelitian untuk mengeksplorasi keuntungan dan kerugian implementasi teknologi AI dalam penulisan dan penelitian akademis.
Secara keseluruhan, artikel tersebut memberikan penilaian komprehensif tentang kemampuan dan keterbatasan ChatGPT saat ini dalam konteks penelitian reproduksi manusia, menyarankan penggunaan AI yang hati-hati dan terawasi dalam penulisan akademis sambil menyoroti kebutuhan untuk pengembangan lebih lanjut dan pertimbangan etis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H