Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Book

Benturan Standarisasi Pendidikan dan Individualitas Naradidik

8 Agustus 2023   05:16 Diperbarui: 8 Agustus 2023   05:17 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hal itu tidak pernah bisa didamaikan.

Manusia selalu unik dan beragam, sementara dalam operasional pendidikan selalu dibutuhkan standarisasi agar bisa berjalan lancar. Ini yang digambarkan secara menarik dalam buku "Totto-chan: The Little Girl at the Window" yang ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi.

Buku itu sebenarnya ditulis dalam bahasa Jepang, dan memang latarnya diambil di waktu Perang Dunia Kedua di Jepang. Katanya novel ini merupakan olahan dari pengalaman pribadi si penulis.

Novel ini menggambarkan benturan standarisasi dan individualitas dalam pengalaman hidup sosok Totto-chan.

Ia adalah anak yang unik. Punya cara belajar yang unik. Serta kepribadian yang unik.

Karena keunikan itu, waktu Sekolah Dasar, Totto-chan diusir karena sang guru melihatnya sebagai murid yang tidak bisa diajar.

Akhirnya Ibunda dari Totto-chan memasukkannya ke sekolah yang unik sama seperti kepribadian anaknya. Sekolah yang tempat belajarnya terbuat dari gerbong kereta.

Di dalam sekolah itu, pendekatan belajarnya memakai cara yang memantik rasa penasaran dari Totto-chan ini.

Ia dibebaskan untuk berbicara, sementara di sekolah lamanya murid harus diam mendengar guru bicara. Lalu pendekatan yang dipakai oleh para pengajar di sekolah gerbong itu berdasarkan metafor alam. Seperti anak-anak disuruh membawa bekal yang isinya dari laut dan gunung.

Semua itu memantik rasa penasaran Totto-chan sekaligus memberi ruang baginya untuk berekspresi.

Membaca novel ini membangun rasa haru dalam diri saya. Sedikit banyak saya mengerti apa yang dirasakan oleh Totto-chan.

Menyukai hal-hal yang unik. Punya pikiran yang terbilang "aneh" di tengah masyarakat. Itu lumayan melelahkan. Tapi beruntung bagi Totto-chan, ia menemukan sekolah yang cocok dengannya. Walau di akhir cerita, sekolahnya harus hancur karena Bom dan tidak dibangun kembali.

Banyak orang berkepribadian unik yang selalu berbenturan dengan standar pendidikan umum yang ada.

Banyak Totto-chan di luar sana. Tapi saya mengatakan ini bukan untuk membunuh harapan semua pribadi unik di luar sana.

Todd Rose, seorang professor bidang pendidikan di Harvard University menulis buku yang berjudul "Dark Horse: Achieving Success Through the Pursuit of Fulfillment." Ia meneliti secara khusus bagaimana orang-orang yang tidak dianggap selama ini, tiba-tiba bisa muncul ke permukaan sebagai orang sukses.

Orang-orang menyebut mereka sebagai "Kuda Hitam."

Menurut Rose, para Kuda Hitam ini adalah orang-orang yang belajar bukan untuk memenuhi standar pendidikan umum yang ada, seperti mendapat nilai yang baik atau mendapat gelar yang tinggi.

Tapi mereka belajar untuk kepuasan batin, "fulfillment."

Bagi jiwa-jiwa unik seperti Totto-chan, kepuasan batin lebih penting dari sekedar nilai di sekolah. Mereka punya rasa penasaran yang tinggi. Imajinasi yang menggebu. Semua itu menuntut pemuasan.

Bagi Rose, orang-orang seperti yang punya peluang besar membuat terobosan bagi masyarakat.

Mereka berpikir di luar kotak-kotak yang dibuat masyarakat. Tanpa sadar, mereka berpeluang memberi solusi yang tak terpikirkan sebelumnya.

Kita tunggu kuda-kuda hitam lainnya yang akan muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun