Satu hal yang mengganjal dalam benak saya selama ini tapi saya belum belum memikirkannya secara serius adalah bagaimana sebenarnya sarjana itu.
Tanpa saya cari sebenarnya jawaban atas pertanyaan itu datang pada saya saat saya memasuki tahun ketiga studi doktoral.
Yang membuat seorang membuat sarjana itu bukanlah sekedar gelar. Banyak orang berpikir gelar adalah tanda seorang sarjana.
Sarjana dalam arti yang sesungguhnya adalah seorang peneliti atau orang yang mengembangkan keilmuan.
Yang menjadi ciri khas dari seorang sarjana adalah ia berkutat dengan satu atau lebih problem yang menjadi perhatiannya selama ia hidup.
Perhatian itu didapat biasanya dari rasa penasaran yang mendalam dari pribadi sarjana itu.
Bagi sarjana itu, masalah yang dipikirkan dalam jangka waktu lama adalah sesuatu yang menggerakkan dirinya untuk melakukan penelitian.
Banyak faktor dalam pemilihan topik masalah yang akan digeluti itu. Semua tergantung latar belakang dari peneliti tersebut.
Tapi yang pasti, topik masalah yang digeluti dalam jangka waktu lama itu menjadi energi penggerak dalam kerja akademiknya.
Richard Feynmann, fisikan terkenala peraih Nobel, menyebut hal itu sebagai "masalah favorit." Ia terkenal terlibat dalam banyak bidang, musik, pendidikan, organisasi, dan sebagainya. Tapi dalam benaknya, ia punya masalah tertentu yang terus menggerakkan dia dalam melakukan kerja akademik.Â