Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jadi Haters Sekarang Enak Banget Ya?

3 Juli 2023   23:57 Diperbarui: 4 Juli 2023   02:48 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haters adalah kata yang terkenal di masa kini. Minimal anak-anak yang hidup di tahun 2000an pasti mengenal istilah ini. Angka ini mungkin bertambah jika di dalamnya kita libatkan ibu-ibu yang baru puber medsos, bapak-bapak yang lagi cari daun muda untuk selingkuhan, dan para politikus yang lagi sibuk cari wahana tebar pesona. Mungkin saja istilah ini baru top sekarang. Tapi para haters jika memang sudah muncul di masa dulu dan tetap ada di zaman ini, pasti memiliki perbedaan. Hal ini saya sebut sebagai perkembangan karena mengalami peningkatan dalam berbagai hal. Berikut penjelasannya,

Efektivitas semakin meningkat

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan di dunia teknologi informasi semakin meningkat, maka efektivitas upaya dari para haters juga meningkat. Hal yang paling jelas adalah dengan berkembangnya dunia internet, waktu yang diperlukan oleh para haters untuk menyampaikan ujaran kebenciannya semakin dipersingkat. Kalau sebelumnya membutuhkan waktu beberapa hari, minggu, bulan dan tahun, sekarang hanya sekian detik saja. Tentu ini berdampak langsung pada kuantitas. 

Jika waktu yang diperlukan untuk mengirim semakin berkurang, maka waktu untuk memproduksi semakin banyak. Merdeka !, teriak para haters. Semakin banyaklah ujaran kebencian yang beredar. Dengan demikian peningkatan efektivitas pengiriman ujaran kebencian mendukung kemerdekaan para haters ! Merdeka !

Variasi ujaran makin mantap

Bukan hanya jumlah yang bertambah tapi perkembangan dunia sekarang juga mendukung kreatifitas para haters. Dengan kemudahan untuk mengakses informasi, para haters mendapat bahan bahan untuk menformulasikan ujaran kebenciannya ke dalam berbagai bentuk. "Knowledge is power", kata Francis Bacon. Maka informasi dan pengetahuan yang banyak di masa kini, mendukung bertumbuhnya kekuatan kreatifitas dari para haters. Mulai dari sekedar update status facebook, vlog, meme dll, memberi ruang yang besar bagi variasi ujaran yang mantap untuk menyerang musuh.

Memperluas wahana pelampiasan

Sudah pernah mendengar tentang teori kambing hitam. Kalau belum, kacian deh lu !? wkwkwk   Isinya kira-kira begini,  semua orang harus mencari korban tertentu untuk melampiaskan semua kepahitan dalam hatinya agar mencapai ketenangan batin. Dengan adanya kesempatan yang luas untuk para haters, sesungguhnya memudahkan para galau-ers untuk mencurahkan kekesalannya. 

Mungkin saja dia baru ditolak cintanya, diputusin pacar, ditinggalin gebetan yang jadian dengan sahabatnya, kekurangan uang saku, dimarahin dosen pembimbing skripsi, kalah bersaing dalam pertarungan fashion, dan kegalauan lainnya akan dengan mudah mendapat ketenangan batin. Tinggal bergabung saja dengan barisan para haters yang sudah membentuk kelompok yang tiada terhitung lagi jumlahnya karena perkembangan masa kini yang pesat.

Dengan bergabung dengan para haters,  para galau-ers akan dengan mudah menemukan kambing hitam untuk melampiaskan kekesalan dan kepahitan hatinya. Perkembangan masa kini sungguh memuliakan para haters !

Mendukung kepopuleran semua bangsa

Ada trend yang muncul akhir-akhir ini, tiap orang mulai merasa popular karena memiliki haters. Mungkin saja orang-orang yang mulai merasa punya haters menjadi bertambah derajat hidupnya karena merasa diri seperti artis. Jika memang demikian, thanks to perkembangan teknologi masa kini, para haters akan dengan mudah menampakkan dirinya di depan publik, dengan akun asli atau palsu, dan dengan demikian menambah kepopuleran setiap orang. Makin banyak haters maka makin besar kesempatan untuk menjadi popular. Amazing !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun