Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Mental Block", Penghambat terbesar dalam Belajar!

17 Mei 2020   00:02 Diperbarui: 17 Mei 2020   00:32 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deni Mahardika memberi contoh beberapa kalimat yang memunculkan mental-block, seperti "Oh, saya sudah tahu itu"; "Ah.. teori apa lagi ini?"; "Saya tidak membutuhkan itu"; dan kalau bisa saya tambahkan misalnya, "Ini barang cuma bikin lelah" ; "Tugas ini cuma buang waktu saja", "Ini barang aneh tidak berguna"; "Ini terlalu sulit bagi saya"; "Saya ini bodoh"; "Kita ini orang miskin, tidak usah belajar,  yang penting kerja." serta berderet kalimat-kalimat yang berfungsi agar kita percaya bahwa kita tidak bisa mempelajari hal baru.

Kalau sampai kita jatuh dalam rayuan kalimat-kalimat itu, maka kita akan mandeg, tidak bisa menerima perkembangan baru lagi.

Dengan demikian, rasa malas sebenarnya bukan muncul begitu saja. Ia muncul karena kita sudah memiliki mental-block terlebih dahulu.

Yang bisa dilakukan adalah terus mawas diri dan lingkungan, karena di dalam diri dan lingkungan kita banyak kalimat-kalimat mental-block yang bertebaran. Seringkali juga ada orang-orang yang memelihara kalimat-kalimat itu dan terus menyampaikannya di berbagai kesempatan agar orang lain tidak berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun