Dari sekian banyak kelompok profesi yang sangat berjasa dalam perang melawan covid-19, petugas kebersihan adalah keberadaannya sering tidak berbunyi. Sekarang ini di berita media massa dan media sosial, kita semua merayakan dengan pujian bagi semua tenaga kesehatan yang berada di garis depan untuk memerangi covid-19. Tapi petugas kebersihan yang memiliki peranan krusial dalam hal ini, tidak mendapat penghargaan yang layak. Semua orang tentu terkejut dengan virus yang meluluh lantahkan tatanan dunia ini, tapi petugas kebersihan yang bersama dengan tenaga medis menghadapinya dengan gagah berani.
Berbeda dengan tenaga kesehatan yang mendapat banyak spot dan penghargaan khususnya secara ekonomi, petugas kebersihan dengan resiko mempertaruhkan nyawanya tetap merangkak di kelas bawah masyarakat.Â
Mulai dari awal penanganan pasien hingga para tenaga kesehatan selesai melaksanakan tugasnya, petugas kebersihan yang hadir berjuang.Â
Secara medis, virus ini sendiri hanya bisa dihadapi dengan kebersihan. Tidak ada orang yang membantah itu. Tapi orang-orang yang menghadirkan senjata utama melawan virus itu sering luput dari perhatian.
Ungkapan yang terkenal "Housework is something you do that nobody notices until you don't do it", lumayan mewakili pandangan masyarakat terhadap petugas kebersihan.Â
Virus corona sendiri menurut penelitian para ahli sebelumnya, memang bisa dimatikan dengan cairan pembersih yang berbusa seperti sabun, cairan pel, dll., selain cairan desinfektan. Berhadapan dengan ini, petugas kebersihanlah yang menguasai berbagai cairan dan peralatan yang berguna..
Memang posisi kelas sosial petugas kebersihan juga berpengaruh. Sebab walaupun petugas kebersihan punya peranan penting, namun sulit bagi mereka untuk mendapat perhatian yang layak.Â
Profesi petugas kebersihan sendiri masih dipandang sebagai profesi yang rendahan. Padahal tanpa mereka, perjuangan untuk melawan virus corona tidak akan pernah berhasil. Apalagi dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini, sangat diperlukan peranan dari para petugas kebersihan.
Dalam diskusi bertema "Ethical Decision-Making in the Covid-19 Crisis" yang dibawakan oleh Prof. Christine E. Gudorf, sempat disinggung juga peranan para petugas kebersihan sebagai salah satu pahlawan yang tidak berbunyi.Â
Bagi saya, sebenarnya bukan karena tidak berbunyi, tapi lebih karena tidak dibunyikan. Sementara misalnya masyarakat Inggris keluar rumah untuk bertepuk tangan secara serempak untuk menghormati tenaga medis.Â
Tidak ada orang yang melakukan itu untuk petugas kebersihan, kendati mereka juga pejuang garis depan untuk mengobati para pasien. Tanpa fasilitas yang bersih, mustahil para pasien covid-19 bisa sembuh.
Maka dari berbagai persoalan etis yang muncul di era pandemik, penghargaan terhadap petugas kebersihan dan pahlawan covid-19 yang kurang ngetop lainnya, adalah salah satu persoalan yang perlu diangkat.Â
Sementara banyak media mengangkat berita tentang tenaga kesehatan, sedikit sekali membahas persoalan yang dihadapi oleh petugas kebersihan. Padahal di saat yang sama juga para petugas kebersihan juga bersoal dengan alat pelindung diri yang kurang memadai.
Barangkali setelah corona ini berlalu, perlu ada acara khusus untuk memberi penghargaan bagi para petugas kebersihan yang berdedikasi penuh dalam melawan covid-19. Entah itu berupa acara televisi, pemberian bonus, hingga berbagai hal baik lainnya yang bisa diupayakan bagi para petugas kebersihan ini.Â
Selama kita menganggap sebelah mata profesi mereka, akan sulit kita menghargai orang-orang yang tepat dan telah berkorban banyak untuk kelangsungan hidup umat manusia. Jangan sampai juga mereka yang bertugas ini merasa tidak dihargai profesinya, dan berhenti secara massal.Â
Siapa yang akan menggantikan posisi mereka ? apakah para politikus ? hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H